Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2012

ASK HIM

ASK   HIM Hi   moon ,,,,,, Ask him   .... What   he   knew   about my feelings ? Did he   love me ? And   what   he wants to   join hands   with me ? If   he   saw you   in   one night tell him I   miss   him   .... I   want to   hold   hands with   ... And I   want to   see it   ... It was his   solace In the   spirit   of the injured   ...

SORRY

SORRY Sorry   if   I   one day   went You   were nothing more   than   rain   in the morning I   ever   wet And   never   be   my share But you   just   rain Which   can not be   wet   every   time   I Especially   not   if   I could Just   live   with me My life   would   feel   humiliated It's   just a   shadow   of me Which   will   not   always be The   only   screw In   dreams and   love of   the   artificial

GIRL

GIRL He spent the night in a cold town  He then ran,,,,,  Love he pursued  Written word in a paper So throwing in towards me,,,  On the stand to welcome the train  He said he would not return  He wants to find love,,, What he said,,,,,  Embedded in the soul of devotees,, 

THE pigeon

THE   pigeon A second   ago   I was with him In my heart   I say   I love him I do not   like   them And   I do not   want to be like   them Listen to me   ...... I'm   to be   doves   for you Bekan   players   pigeon   liver But the   dove   holding   an appointment If   you're   down Try standing   next to me Try to   feel the   heart   of this Did you   know In the   night I   wish you

AND WHEN YOU TALK

AND   WHEN   YOU   TALK Will sound   the next blow When the   moans ,   groans   coming When the liver   terajam By   the   evening   derunya I'll come   see you With   tunable   and   again   I hear   the strains of When   you talk ; Miss   tonight   .... Save   sob   ... I was   stunned   ... And you   said , I love you   ...........

CERPEN: BUATLAH AKU BANGGA

BUATLAH AKU BANGGA Oleh: Arum Novitasari Kudus, 14 Juli 1990, seorang gadis termenung tersedu di bawah pohon sambil memegangi seuntai bunga. Di letakkannya bunga tersebut di atas batu nisan. Rasa sesal nan menyakitkan menusuk relung hati si gadis. Sebab belum ia tahu rasa dalam hati yang hendak ia ungkapkan kemarin lalu. Di siramnya makam itu dengan sebotol air. Di bacakannya surat yasin buat pemuda tersayangnya itu. Lantas ia keluarkan secarik kertas dan mulai ia baca... BUATLAH AKU BANGGA Jika nanti benar ku pergi tinggalkanmu Jangan sekali- kali kau bersedih Ka’ Aku hanya orang biasa yang terkadang pengin terus ada bersamamu Jika tak hari ini, berarti besok aku kan datang lagi Kan ku dendangkan lagu buatmu... Memang benar aku sendiri di sana Ingat kataku, jika kau yang pertama dan terakhir dalam hidupku Ku jaga hati dan jiwamu bersamaku Jangan bersedih kehilanganku........ sebab aku tak akan tinggalkanmu Usap segala kesedihan, jangan kau ulangi kebodo

SYAIR TERAKHIR

SYAIR TERAKHIR Bentang hari makin redup Bunga dan daun berkatup-katup Menyaksikan sebuah keagungan hidup Sang bidadari yang bertaut Padang cinta memakan suasana Hingga nada-nadanya tak bersuara Cinta yang hendakku kata Bertaruh dengan kenangan bersamanya Andai malam bergemuruh riang Kan kugapai sejumlah bintang Maaf, bukanku tak sayang padamu Namun waktu yang membuatku begitu Sunggguh tak kudapati rasa itu lagi Mulai menyusut membelah rahasia hati Yang lama bergeleyut membunuh diri Dalam suasana indah malam ini

KATANYA AKU MENCINTAIMU

KATANYA AKU MENCINTAIMU Lembaran hidup kini aku lampiaskan padamu Jika tetap kurang ambillah waktuku jadi bagianmu Aku terbangun di samping hatimu Lantas ku simpan ia di dalam otakku Jika bersemi, kuukur dengan ribuan bintang Tuhan Kupungut ia lantas kujadikan penanda cinta Jika tak sekarang kapan lagi kuhiasi lensamu dengan wajahku Kupoles dengan sinar rembulan jiwamu Kelak jika kau merasakan aromaku\ Tak ada janji yang tak diingkari Meski begitu kujawab insyaallah buatmu Sebab kau terlintas disepanjang memoriku Dan penuh menmbanjiri darahku Memang bintang tak terlihat disiang hari Tapi kau bintang dihatiku Kurapikan waktu dan ku tata buatmu Karena dengan itu kau kan tetap ada si nafasku Seperti bulan, kuterangi kau dalam kegelapan Disinilah jalan buai kita Lantas kita berdua akan sampai diakhirnya Berpeluh dan diam dalam perut bumi