Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2015

Biar saja

Biar saja Aku akan mati entah dengan cara apa Aku biarkan itu terjadi, apapun itu Jika kau tanya hal terindah itu apa? Apakah ayah yg setiap hari mengutukmu, meremehkanmu, menghinamu? Mungkin itu benar Aku sudah tidak bisa menyembunyikan hal itu Atau mengatakan bahwa dia sangat menyayangiku

Bolehkah?

Bolehkah? Dalam tidur aku memimpikannya Dia seperti bulan, cahaya kebahagiaanku Dia jauh dariku, tapi aku sangat ingin memilikinya Ketenanganku, rinduku, mawarku, harum bungaku, kenapa kau menyiksaku Mengapa begitu sulit untukku bersamamu, duduk berdua berbicara Ya muhibbin, apa yang harus kujelaskan nanti? Mengapa Kau harus mengujiku dengan perasaan ini? Hatiku, jantungku, nafasku berteriak meminta hidupnya bersamaku Sedang Engkau tahu tentang ketidakmungkinan ini Dia kau jadikan milik orang lain, yang membuatku harus menerimanya Bolehkah, aku meminta dia untukku? Bolehkah, aku meminta itu dariMu? Bolehkah? Ya muhibbin, apakah hatiku sekuat keinginananMu? Takdir membuatku menangis setiap malam, memikirkannya Bagaimana aku bisa marah padaMu, ya Rabbku Sedang Kau mengujiku dengan cintaMu Lalu bagaimana dengan dia? Dia rembulanku, bintangku, cintaku, penguasa segenap hatiku. Bagaimana aku hidup dengan perasaan ini? Bagaimana aku bisa hidup menderita jika Kau berikan

Benda langit

Benda langit Entah aku harus memulainya dari mana Malam tadi, ketika aku mendengar suara pesawat sejenis tempur di atas atap rumah Aku keluar  dan melihat, kupikir ia hampir jatuh dan menghantam atap rumah Ia mengelilingi langit atas rumah dengan sempoyongan Aku, bapak, ibu, dan adikku, serta orang2 berhamburan keluar Lalu pesawat itu melempar beberapa kaos lalu pergi jauh ke langit Tak berselang lama, kami masih di luar rumah karena tercengang Tiba2 sebuah benda jatuh keras menghantam tanah, tepatnya di depan sebuah rumah samping rumahku Benda itu meledak sangat keras Lalu kami berlarian melihatnya, bapak terutama Aku berpikir itu adalah pesawat tempur yang tadi hampir jatuh Namun ternyata bukan, itu adalah sebuah mobil, iya sebuah mobil keluarga Kami pun ingin menolongnya, tapi tidak ada siapapun di dalamnya Lalu mobil kedua pun jatuh menghantam tempat yang sama Banyak orang berteriak dan ketakutan Entah dari mana jatuhnya mobil2 itu, apakah langit? Seketika itu kami

Bersamamu

Bersamamu Aku sedang berpikir jika Kau tidak mendengarku Maafkanlah dan ampunkanlah aku Diriku ini seorang diri, dan harus menanggung jalan darimu dan menanggung mulut2 orang Itu sangat menyedihkan, bukan karena Kau Karena aku berpikir, aku sadar, aku bersalah, tapi entah salahku dimana? Sabarku sejauh samudra, ikhlas ku coba seluas semesta. Ketika aku bersiap menghadapi semua diriku sendiri Apakah mereka bisa bersiap menerima sepertiku Atau mereka akan mengecam dan menyalahkanku, sedang aku mengikuti ajaranMu untuk tetap berusaha Tuhanku, pelaksana dunia, pemimpin alam semesta, tidakkah aku kurang memujaMu? Sedang aku gadis kecil yang menangis setiap malam mengadu padamu Apa yang terjadi padaku dan apa yang aku lalui, adalah hal yang aku usahakan dan Kau restui itu Jika kadang aku marah, apakah boleh? Tuhanku, kehidupanku, kematianku, katakan aku harus bagaimana? Jika aku ingin bersamaMu

Restu Kecintaanku

Restu Aku sangat mengerti, aku gadis kecil di bumi Aku tak minta sesuatu yang berlebih Hanya beberapa belas kasihanMu untuk orang tuaku Aku ini menderita, setiap waktu aku memikirkannya Pelitaku, Surgaku, aku sangat menyayangi mereka Usiaku tak lagi muda, namun aku tak kunjung membahagiakan mereka Derita mereka sebabku tak terhitung jumlahnya Rabbku, penguasa hidupku, kasihanilah aku Buatlah aku mapan dunia dan akhiratku Bantulah aku mengabulkan segala permintaan kecintaanku orang tuaku Buatlah aku menjadi penjaga hati dari derita derita mereka Dan buatlah aku pelindung dan pelipur dari setiap lara yang mengancam mereka RestuMu untukku hidupku mencari ridhoMu

Ya Muhibbin

Ya Muhibbin, Haruskah Berakhir Langit tidak ingin ku sentuh, lalu aku harus bagaimana? Bunga yang ku harap merekah, haruskah ia jatuh ke bumi? Baru saja aku bahagia, kasihku Hatiku, nafasku, hidupku, bagaimana aku menjelaskannya pada dunia? Pada siapa aku harus mengeluh dan mengadu, jika ternyata Tuhanku yang memberikan penderitaan ini padaku? Bungaku, harumku, duniaku, semestaku, kerinduanku hampir putus asa Ya muhibbin, aku jatuh cinta Jika ini dosa, lalu siapa yang akan selamat dari api cinta yang membara membakarku Bara itu menguasai seluruh diriku, menenggelamkanku pada sakit yang luar biasa Hingga aku hampir hampir tak bisa mengendalikannya Bulanku, bintangku, kejoraku, cahayaku, suara hatiku menggetarkan seisi langit tujuh Aku seorang yang teguh hampir jatuh oleh pandanganmu Hatiku hampa merajuk menginginkan dirimu Tuhanku, Rabbku, Penguasa Hidupku, biarkanlah cintaku berlabuh Dia adalah pelita hatiku, yang terang benderang menyinari kegelapan hidupku Bagaimana m

Kontak Mata

Kontak Mata Lalu aku bersandar pada sebuah bahu malam itu Takutku kehilangan apa yang aku miliki Aku tidak berharap kau mengerti ini semua Adalah sebuah kesalahan yang entah di mulai sejak kapan Lihatlah ke dalam mata ini, banyak hal yang tidak bisa aku sembunyikan darimu Kita selalu mengatakan, bahwa kita adalah teman Di matamu dan hatiku cinta tak dapat disembunyikan Lalu kita tak bisa berjalan beriringan, luka merambat lalu menyiksa Tidak ada harapan untuk cinta diantara kita, kecuali masalah Bukan salahku atau salahmu, ini hanya soal waktu dan takdir Duduklah, kita jangan menangis karena itu tidak akan membuat kita bersatu Tuhan tidak merestui jalan yang kita rasakan Biarlah lara ini ada, biarlah begitu Tuhan Maha Mengetahui, aku meminta hal yang tidak diijinkan Namun cinta ini tetap ada antara aku dan kau dalam diam

Pertama Bertemu

Di lorong sekolah kita pernah berpapasan Kau ingat, kita tak saling kenal Namun terlihat saling melirik Dan aku berbohong pura pura mengabaikanmu Sepertinya kita punya hal yang belum terselesaikan hingga detik ini Dulu kita seperti sepasang sepatu, bersama namun tak bisa bersatu Dan kini seperti siang dan malam, jangankan bersatu, bertemu pun tidak mungkin Tentang hati, aku masih menyimpannya untukkmu Sepanjang ini, lukaku belum juga sembuh tanpamu Kita tetap diam, seakan akan kita saling mengabaikan Tak sadar, hati kecil ini terluka parah dan berdarah dalam Hal yang tidak bisa kita selesaikan berdua Aku menangis, karena permulaan yang kita lalui tidaklah mudah Dan kini menguap meninggalkan bekas luka Kau berdua, dan biarlah begitu