Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2016

Runtuh

Aku mulai merasa benar2 sendiri. Aku mulai merasa sengaja dilukai. Usahaku, aku mulai putus asa. Harapan, aku mulai tidak mempercayainya. Hatiku selalu bilang ada, tapi suara itu justru menunjukkan ketidakberadaannya. Teguhku runtuh, aku kesepian. Tempatku bersandar justru menjatuhkanku, membuangku seperti sampah sama sekali tidak berguna. Cahaya yg kutunggu2, justru gelap semakin pekat. Aku tidak tahu di mana dia

Kuping

Cerita selalu menarik untuk didengar Berputar antara opini dan persepsi Lalu penilaian jadi akhir Padahal, "ini bukan tentang siapa yang bicara, tapi tentang siapa yang mendengarkan" Kata itu pertama kali aku dengar Saat dewaki mengatakannya pada drestarastra ayah para kurawa di ngastinapura Aku mengerti,

Saat ini

Kasih, aku sedang melihat bintang tanpamu Saat ini ku akui, aku rindu Senyummu, saat malam itu Ya gelap, kecuali cahaya matamu Ya aku sedang ingin bertemu Kasih, kita tidak sedang bisa bertemu Saat ini,

Pagi ini

Kasih, ucapkan selamat pagi pada matahari Karena kita akan terus bersama Mendengarkan nyanyian burung Dan mendengar kicauan manjamu Ya, duduk bersama dipenuhi cinta Kasih, bangunlah dari tempatmu Barisan roti menunggu kita bercumbu Berdua bermeja tanah berpandangan Padahal aku ingin makan Dari tangan manismu semalam Kasih, embun pagi ini dingin Dan kau belum mandi sekarang Tidak ada air hangat di sini Di rimbunnya pepohonan hanya ada aku di sampingmu Kau sangat manis hari ini Kasih, biarkan aku tidur lagi Memelukmu dalam ruang mungil Dan biarkan pagi berlalu

Larut ini

Kasih, aku memanggilmu Kesunyian ini hapuslah Aku larut dalam penjagaanmu Atau diamlah di dekatku Rinduku akan lekas sembuh olehmu Kasih, aku ingin tidur Di dekatmu, panggilah aku sayangku Usir dewi itu dan peluk aku Atau genggamlah aku di hatimu Dan biaskan aku dalam sukmamu Kasih, pengandaian itu benar Andai di sini tidak sunyi Aku tidak akan begini Buatlah aku tersesat dalam pikiranmu Atau buatlah aku hilang dalam dekapanmu Kasih, larut saat ini Adalah tanda dari sang dewi

Malam ini

Kasih, pada malam ini Aku duduk menunggu bintang jatuh Rasanya rindu padamu Mengelus malam berdua Rimbunnya hutan yang berhadapan Kasih, aku memeluk senja Sepertinya lama kita tak berdua Segelas kopi dipenuhi cinta Kita minum seakan-akan dahaga Karena lama tak berjumpa Kasih, mari kita diam Menikmati malam ini Beratap langit penuh bintang Diselimuti kabut badai Dalam istana segitiga

Siang ini

Kasih, ini adalah akhir Karena rindu mengganggu Bunyi bising, antara kau dan aku Di tengah syahdunya matahari Aku menunggu Kasih, ini adalah awal Kau dan aku bertemu Saling menunggu Di dalam bus busuk kota Ditemani lagu dangdut Kasih, ini adalah bagian kita Berdoa dan tersenyum oleh cinta Senangku, susahku karenamu Karena rindu tak mau menunggu Biarlah aku berlalu denganmu