Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2016

Pertanyaan dan Jawaban

KENAPA AKU DIUJI ?? QURAN MENJAWAB : Qs. Al-Ankabut : 2-3 “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. KENAPA AKU TAK MENDAPAT APA YG AKU INGINKAN ?? QURAN MENJAWAB : Qs. Al-Baqarah : 216 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” KENAPA UJIAN SEBERAT INI ?? QURAN MENJAWAB: Qs. Al-Baqarah : 286 “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” KENAPA FRUST??? QURAN MENJAWAB : Qs. Al-Imran : 139 “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yg paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman” B

Takut

Aku tidur Aku takut ketika bangun Derita menyelinap hendak membunuhku Aku takut luka itu Dia akan membuat di batu nisan, namaku Aku takut saat mataku terbuka Hujan air mata menikam hatiku Gejolak suara hati hampir mencekikku Aku takut derita menghampiriku Tanpa seorang kawan di sampingku

Malang Nasib

Aku hanya merasa sangat tidak bahagia Cinta, aku tidak mungkin memilikinya Harta, sial nasibku yang ditulis tuhan Kedudukan, aku diinjak tanah Sedang kebahagian kecilku, kini menjauhiku Padahal aku cuma ingin tertawa, Tapi aku dibuat untuk menangisinya Yang kuiinginkan, jauh dari kenyataan Marahku ini sangat tidak berguna Tak ada jawaban dari pencipta Tangisku ini semakin membuat buruk wajahku yang tak dibuat rupawan oleh tuhanku Nasibku, malangnya Sekedar ingin kentut sekarang saja, tidak bisa Sekedar pelipur lara saja tidak punya Dan orang pikir aku baik2 saja Dukaku ini, sampai kapan aku menanggungnya Tuhan, jika tak mau menolongku Maka halalkan saja kematianku

Air

Tempat ini, Ku anggap sebagai hukuman, Dari menumpuknya kesedihan, Kesialan yang aku derita, Luka yang terabaikan oleh dunia, Hatiku yang tak mau membukanya, Adalah air yang begitu banyaknya, Tidak mampu menjauhkanku dari duka,

Rabbku

yang mengabaikan keramaian, duniaku adalah milikku, dan duniamu adalah milikmu, sedang dunia kita sebenarnya satu, hanya batas kini yang mengganggu, ucapkan salam perpisahan ketika nanti kita bertemu, bukan maksudku mendahului nasib, mungkin kita tidak dapat bersatu sekalipun pelangi sudah berada digenggamanmu kecuali, takdir diubah oleh Rabbku

Batas

Aku melihat apa yang kau lihat Entah apa kau melihat apa yang ku lihat Tempat ini adalah batas Di sini suaraku terbungkam Bukan santunku hilang Hanya diriku kini terbatas untuk melihatmu Pertemuan, entah Mungkin dalam takdirmu tidak akan lagi tertulis pertemuan kita

Kebuntungan

Dunia ini terlalu luas untuk derita Seharusnya aku bahagia Aku terlihat begitu kecil Aku tidak punya cukup keberuntungan Resah, menjadi masalah di sini Menunggu adalah jawaban Allah Masa ini akan begitu sulit Hati akan berkali-kali terluka Hinaan akan jadi hal yang biasa Segala yang kuusahakan sial Menunggu adalah jawaban Allah Semoga aku bahagia

Kawan Bidadari

Di sini adalah kesunyian Kesendirian yang sangat mengerikan Di tempat ku sebut taman surgawi Aku menyebutmu bidadari Adalah keindahan tanpa batas Wujud dari ribuan bunga Keagungan cinta dari Sang Pencipta Kawan dalam kesepian Tempatku mengatakan kesedihan Dari derita durjana sang dunia Pelipur lara, pemberi senyum penuh cinta Penggenggam tangan yang hangat penuh makna Peluklah aku dan bawalah bersamamu Kawanku, bidadariku

Penyerangan Tangerang

Dia mati bung, usai ditanya2 pemburu berita. Dia marah pada saudaranya, itu katanya. Dia mati karena sebab aneh, ditembak kakinya. Sekarang ia dituduh sebagai orang kaku pembelot agama. Gara2 bawa stiker dan buku agama. Itu kata dari yang punya kuasa. Maklum, soalan agama sedang hangat2nya. Kita cuma dengar sambil garuk2 kepala. Andai fakta bisa bicara, maka duga2 pasti seperti kentut kera.

Duka cinta

Adalah luka di dada, ketika Pujaan hati memandang lainnya Sebuah luka yang tidak terkira rasanya Panah tajam merobek uluh hati Duka oh duka Cinta tidak mungkin sirna Atas apapun yang kau perbuat Ketidaktahuanmu atas cintaku Tersembunyinya dukaku di matamu Akan terus jadi bagianku Cinta oh cinta

Alasan untuk Hidup

Perjalanan ini panjang Pantas jika melelahkan Berliku naik turun lalu horizontal Kata orang kita butuh akal Kata hati tak serta merta mengiyakan Sekarang aku masih di sini Suaraku masih keras Sapuan angin malam yang menakutkan Pada Sang Pencipta, yang Perkasa Alasanku hidup pasti kan ada? Beritahu atas apa kehidupan ini

Kursi

Kenapa bos? Kau sudah jadi bos sekarang Bos wayangan dari orang busuk Bagaimana? Kursimu empuk kan, Sayang sekali, kau menyedihkankan Kau menjual harga dirimu Seperti para pedagang yang menawarkan barang dagangannya Kau, Membaca seperti tokek, Berbicara seperti burung beo, Berperilaku seperti monyet Belagak

Tempat Tersesat

Setiap malam ku tunggu pagi Tidak tidur menanti-nanti Esok pagi ketika bertemu yang dicintai Pintu itu di buka dengan cinta Yang ditunggu belum juga tiba Siap menahan senyum bahagia Jangan sampai ia tahu hatiku tengah berbunga-bunga Wajahnya lugu untuk pertama Pertama marah usai aku abaikan dia Perasaan aneh muncul tiba-tiba Lalu memuncak kala cinta menggoda Lihat, betapa senyumnya begitu manja Aku tidak janji jadi teman setia Manis yang ada, seperti malapetaka Nafsu bilang takdir berseteru Kita mana mungkin hidup bersatu Sedang jika ia bukan cinta, lalu apa namanya? Tempat kita tersesat berdua

Penggalang Rezeki

Aku hampir mati karena kelaparan Hamparan jalanan, aku berusaha Amplop ku sebar penuh harapan Untuk tas yang ku gendong Ku minta bersabarlah Kita masih harus berjalan Menunggu sampai tak kenal waktu Tidak perlu menangis Ini rahmat dari Allah penuh cinta Jalan tak senyaman lagu cinta Hal baik ini harus dilakukan Bukan angkuhku tinggi Karena aku lari dari pengepul dollar Tidak boleh kata Allah Kenyang rezeki bukan berarti segala jalan di tuju Biar kini duka bertumpuk di bumi Hatiku ini masih patuh Dan menatap hari itu akan tiba Saat hujan rezeki dan Allah tersenyum memandangku

Reha I

Adalah hati yang berbahagia Seperti pagi dan sinar matahari Kau telah berikan ketenangan Karib jauh yang perlahan mendekat Mengisahkan bahwa ada harapan Bersama, hari adalah perindu Risau kala suara hati tak bersambut Seperti langit, Warna birumu cerah menerangi jiwa Lapang hatimu mengisyaratkan suka Hujan cinta di setiap mendungmu Sejauh pandangan hanyalah keindahan Rahmat Tuhan bagi kaum pecinta Segi empat kita beradu Suka dukamu jadi milikku Senyummu di depanku Tangismu, adalah luka di dadaku Adalah suratan, bahwa kita bertemu Kala sepi dan sunyi menakutimu Karibku yang membuat rindu

Beruk III

Selamat datang Dua beruk kini sering pulang usai minggat dari kandang Beruk merasa teraniaya, seakan-akan ada yang mendzoliminya Beruk lupa pura2 lupa berselimut dosa Dia pikir "ini luar biasa" Dua beruk dijaga paspamber, seakan-akan ada yang doyan padanya Jika benci bilang, tak usah tambah2 dosa pura2 suka Akupun tidak sudi menerima Dua beruk lupa bahwa ia meski pura2 amnesia

Beruk I

H ujan, ada dua beruk duduk berdampingan Tidur tidak bisa menutup mata Cahaya lampu kota redup hampir mati Aku ada dijalanan, sepi lalu sunyi tidak ada mata yang tampak Dua beruk lari meninggalkan kota, kenapa tidak mati saja Katanya susah jadi orang baik Tidak laku dipasaran, Dua beruk tidur, katanya gelap lebih menyenangkan

Beruk II

Selamat datang, dua beruk sudah pulang D ijemput saudara malang Malam, mereka sedang bergandengan tangan Membawa dua nampan berbagai makanan Tersenyum gagah sambil menimbang2, gumamnya "ini luar biasa" Dua beruk sedang rindu dipuja, Mereka baru pulang dari kota impian yang sesak dengan kecurangan Dua beruk bahagia karena bisa bertahan menjadi salah satu dari mereka Dua beruk sedang mengunyah kedondong seperti wujud mereka Betapa halus, mulus tanpa cacat luarnya, tapi berserabut, berduri di dalamnya.

Tidak Ada

Aku bertanya, Apa bedanya aku bersamamu atau tidak? Kau tidak bisa mengatakannya kan? Kau tahu apa bedanya, Bagiku, tidak ada bedanya Aku bertanya, Apa artinya diriku bagimu dan menurutmu apa artinya dirimu bagiku? Kau tidak bisa menjawab kan? Bagiku, tidak ada artinya Pertanyaan yang tidak kau jawab, Tidak memberikan arti apa2 untuk hidupku begitupun juga untuk hidupmu

Akhir

Kesedihanku tidak akan berakhir tanpamu Derita ini sepanjang malam menakutiku Seberapa kerasnya hati menolak Rindu itu berubah menjadi duka Betapa dalamnya cintaku untukmu Di dalam semesta hasratku terpendam Seperti burung yang setiap malam berteriak Suaranya memanggil rembulan Tangisannya menggugah penghuni langit Jantung akan ia lepas jika kekasih memintanya Nyawa tidak lagi berguna tanpa cinta

Permintaan maaf

Aku meminta maaf atas hidupku Atas kesusahan yang aku timbulkan Atas beban yang harus ditanggung Atas malu akan keadaanku Atas kesialan yang ada pada diriku Atas keberadaan diriku di dunia Aku meminta maaf dengan kesungguhan Aku tidak berniat, tapi aku tidak punya pilihan untuk hidup atau tidak Pilihan untuk menjadi bagian keluarga mana Jika bisa, aku tidak akan merepotkan Aku benar benar meminta maaf untuk semua yang ada pada diriku

Aku tidak tahu

Aku sedang ingin mendengar suaraku sendiri Aku ingin saling bicara, tapi tidak bisa Cermin itu sama dengan wajahku Ini hukuman, sedang aku tidak tahu salahku Aku tertawa sesuka hatiku Juga menangis seinginku

Halu

Orang bersama, orang sendiri Di hutan suaraku nyaring Kegelapan, aku suka Di kesendirian aku bersamamu Aku tidak terlihat, duniamu ramai Orang tertawa ketika bersama Akan menangis dalam kesepian Suaraku, auman singa lapar Ada gerombolan kelinci berjajar Aku lari, gunung itu masih tinggi Biar saja sunyi, biar orang takut Menghantam bebatuan yang jatuh dari langit Marahku kini buat siapa?