Cinta, adalah naungan nada. Ia selalu bercerita tentang asmara, tentang jiwa yang tergoda, dan tentang dirinya. Aku ingat satu masa aku berlari, dia memanggilku. Perasaan macam apa ini, hatiku terdiam bersama dengan langkahku. Begitu indah, apa yang ada dalam dirinya. Dia hatiku, rasa cintaku, sayangku, dia sudah seperti segalanya dalam hidupku. Canggungku adalah derita dari cinta yang membara ini. Apapun menjadi indah ketika ia sentuh, menjadi mempesona ketika ia yang memandangnya, menjadi merdu setiap nada di telinga karenanya. Ku katakan pada Allah, seakan-akan aku tidak bisa jauh darinya, seakan-akan aku hilang akal tanpanya. Sebuah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan. Sebuah kesalahan yang selalu aku mintakan ampunan. Entah aku harus ikhlas atau kini aku tengah berharap sesuatu yang melawan takdir. Karena keindahannya belum menyentuh kedua telapak tanganku. Badai masih menutup kedua pandanganku dan masa masih menjauhkanku dari dia. Sebuah doa dari hamba yang i...