Idealis itu tinggi
Sungkan menerima
Menuntut logika
Diri jadi segalanya
Tidak akan menurut
Pada siapapun
Apalagi takut
Itu omong kosong
Tinggalkan basa basi
Tinggal pergi
Biar tahu
Hanya aku patokan
Aku Membaca
Sajak salju
Pagi itu aku melihat,
Pegunungan salju memikat
Diantara pematang sawah
Kuningnya padi siap panen
Deru angin penuh kasih
Satu puncak begitu indah
Aku bermain salju di sana
Pengagum rahasia sembunyi-sembunyi
Lalu pelan-pelan menghampiri
Bersanding tak mengerti
Mengapa malam begitu mendustai?
Sajak Duka
Ku sesalkan hujan pagi itu
Dinginnya hembusan angin
Dan berisiknya suara hati
Ketidakberanian menyebut namamu
Adalah dusta penyayat hati
Perasaan penuh rintihan
Tak sempat kuucapkan
Jiwa yang menghilang
Duka yang datang
Ku sesalkan hujan pagi itu
Membawamu pergi dariku
Sajak sore
Hujan, kenapa begitu menyudutkan
Temeramnya hati dan perasaan
Kerinduan itu menyesatkan
Dahsyatnya insomnia menyiksa
Dekat aroma kehadiranmu
Tak cukup dapat menyatu
Adalah ragu dan haru
Pemikat Senja
Mengapa kau menggoda?
Tersenyum mengajakku berlari
Menarikku dalam lingkaranmu
Dia pemikat raga
Dia penenang jiwa
Dia perindu mata
Dia aroma wangi surga
Dia segalanya
Menawarkan cinta
Menyatakan setia
Diambang batas kebencian manusia
Pada kita
Deru malam minggu
Selamat malam,
Bagi yang memikirkan seseorang
Wajah yang selalu terbayang-bayang
Bagi yang menimbun rindu dalam hujan
Tumpahkan, jika tak mau tenggelam
Bagi yang hatinya teriak sayang-sayang
Kirim pesan agar kasihmu tersampaikan
Bagi yang memendam cinta dalam kegelapan
Ucapkan, jika tak mau derita datang
arum_pakar
Sahabat
Sahabatku, dengarlah perkataanku
Jika kita diberi kesempatan untuk bertemu
Akan aku ceritakan sesuatu
Caraku melewati hari-hari tanpamu
Mengarungi malam penuh haru
Dikelilingi kesepian yang membelenggu
Menyusuri jalanan bersama lukaku
Tanpamu, tak lebih berarti hidupku
Kedunguan
Aku menganggapmu orang yang tak pandai menghina
Kau bisa katakan: dengan gaya sinis ,
"lebih baik kau jalan-jalan saja dalam mimpi tak perlu bangun toh tak ada yang bisa kau lakukan"
Atau dengan gaya pendengki,
"alangkah rendahnya kesadaranmu, tidurmu lebih berguna dari bangunmu"
Atau gaya puitis,
"duhai, burung-burung akan kabur ketika melihatmu di pagi hari"
Semua itu tidak kau katakan padaku
Tapi, kau hanya mengulang-ngulang saja
Karena kedunguan mengelilingimu