SYAIR CINTA LAILA MAJNUN
Part I
Kerabat dan
handai- taulanku mencela
Karena aku telah
dimabukkan oleh dia
Ayah, putera-
putera paman dan bibik
Mencela dan
menghardik aku
Mereka tak bisa
membedakan cinta dan hawa nafsu
Nafsu mengatakan
pada mereka, keluarga kami berseteru
Mereka tidak
tahu, dalam cinta tak ada seteru atau sahabat
Cinta hanya
mengenal kasih sayang
Tidakkah mereka
mengetahui?
Kini cintaku
telah terbagi
Satu belahan
adalah diriku
Sedang yang lain
ku berikan untuknya
Tiada tersisa
selain untuk kami
Wahai burung-
burung merpati yang terbang diangkasa
Wahai negeri
Irak yang damai
Tolonglah aku
Sembuhkan rasa
gundah- gundah yang membuat kalbu tersiksa
Dengarkanlah
tangisanku
Suara batinku
Waktu terus
berlalu, usia makin dewasa
Namun jiwaku
yang telah terbakar rindu
Belum sembuh jua
Bahkan semakin
parah
Bila kami
ditakdirkan berjumpa
Akan kugandeng
lengannya
Berjalan
bertelanjang kaki menuju kesunyian
Sambil
memanjatkan doa- doa pujian kepada Allah SWT
Ya Raab, telah
kujadikan dia
Angan- angan dan
harapku
Hiburlah diriku
dengan cahaya matanya
Seperti Kau
hiasi dia untukku
Atau buatlah dia
membenciku
Dan keluarganya
dengki padaku
Sedang aku akan
tetap mencintainya
Meski sulit aku
rasa
Mereka mencela
dan menghina diriku
Dan mengatakan
aku hileng ingatan
Sedang dia
sering terdiam mengawasi bintang
Menanti
kedatanganku
Aduhai, betapa
mengherankannya
Orang- orang
mencela cinta
Dan
menganggapnya sebagai penyakit
Yang meluluh-
lantakan dinding ketabahan
Aku berseteru
pada singgahsana langit
Berikan kami
kebahagiaan dalam cinta
Singkaplah tirai
derita
Yang selalu
membelenggu kalbu
Bagaimana
mungkin aku tidak gila
Bila melihat
gadis bermata indah
Yang wajahnya
bak matahari pagi bersinar cerah
Menggapai balik
bukit, memecah kegelapan malam
Keluarga berkata
Mengapakah
hatinya wahai ananda?
Mengapa engkau
mencintai pemuda’
Sedang engkau
tidak melihat harapan untuk bersanding dengannya
Cinta, kasih dan
sayang telah menyatu
Mengalir bersama
aliran darah di tubuhku
Cinta bukankah
harapan atau ratapan
Walau tiada
harapan, aku akan tetap mencintainya
Sungguh
beruntung orang yang memiliki kekasih
Yang menjadi
karib dalam suka maupun duka
Karena Allah
akan menghilangkan
Dari kalbu rasa
sedih, bingung dan cemas
Aku tak mampu
melepas diri
Dari jeratan
tali kasih asmara
Karena surga
menciptakan cinta untukku
Dan aku tidak
mampu menolaknya
Sampaikan
salamku kepada dia, wahai angin malam
Katakan, aku
akan tetap menunggu
Hingga ajal
datang menjelang
Part II
Banyak orang
berkata
Bersenanglah
engkau dengan gadis lain
Itu adalah kata
pelipur lara
Namun menjadi
duri dalam hatiku
Kukatakan kepada
mereka
Dengan air mata
berderai
Dan hatiku
hancur luluh
Sayap cinta
telah memeluk
Dan membawa
jiwaku terbang
Aku mencintai
dia
Dan tidak tertarik
pada gadis lain
Pendanganku
telah tertunduk, dan mata terpejam
Kepada selain
dia
Wahai kau
pujangga
Ulurkan tanganmu
Untuk menyambut
kekasihku
Kalbu penuh
asmara
Kuberikan padamu
Mungkin engaku
diberi dua gelas minuman
Satu gelas
kebencian
Agar engkau
merupakan diriku
Sedang satu
gelas berisi anggur kesenangan
Agar engkau rela
menerima orang lain sebagai gantiku
Duh kekasih
Kuingat dirimu
Jangan rusakkan
hubungan
Yang orang lain
selalu ingin menyempurnakannya
Kelak engau akan
melihta
Beda antara cinta
dan nafsu
Sedang diriku
pemuda, demi Allah
Tali kasih yang
telah bersemi
Akan kusiram dan
kupupuk
Agar cinta yang
kau beri tetap terjaga selamanya
Dan aku haramkan
atas diriku
Segala yang
tidak engkau sukai
Aku akan selalu
menjaga tali cinta kita
Walau kau tak
disisiku
Namun aku yakin
Cintamu selalu
hadir dihatiku
Part III
Berlalu masa,
saat orang- orang meminta
Pertolongan
padaku
Dan sekarang,
adakah seseorang penolong
Yang mengabarkan
rahasia jiwaku pada dirinya?
Cinta telah
membuatku lemah tak berdaya
Seperti anak
hilang, jauh dari keluarga dan harta
Cinta laksana
air yang menetes menimpa bebatuan
Waktu terus
berlalu
Dan bebatuan itu
akan hancur
Berserak bagai
pecahan kaca
Begitulah cinta
yang kau bawa padaku
Dan kini hatiku
telah hancur binasa
Hingga orang-
orang memanggilku si dungu
Yang suka
merintih dan menangis
Mereka
mengatakan aku telah tersesat
Mana mungkin
cinta akan menyesatkan
Jiwa mereka
sebenarnya kering, laksana dedaunan diterpa panas mentari
Begitu cinta
adalah keindahan yang membuatku tak bisa memejamkan mata
Pemuda manakah
yang dapat selamat dari api cinta
Dan semua yang tampak
dari manusia adalah kebencian
Namun cinta telah memberi kekuatan pada manusia
Orang-orang yang mencemooh hubungan kita
Sesungguhnya mereka tidak tahu, bahwa asmara tersimpan di dalam hati.
Layla telah ddikurung, dan orang tuanya mengancamku
Dengan niat jahat lagi kejam, aku tidak bisa bertemu lagi
Ayahku dan ayahnya sesak dada dan sakit hati padaku,
Bukan karena apapun juga, hanya karena aku
Mencintai layla
Orang-orang yang mencemooh hubungan kita
Sesungguhnya mereka tidak tahu, bahwa asmara tersimpan di dalam hati.
Layla telah ddikurung, dan orang tuanya mengancamku
Dengan niat jahat lagi kejam, aku tidak bisa bertemu lagi
Ayahku dan ayahnya sesak dada dan sakit hati padaku,
Bukan karena apapun juga, hanya karena aku
Mencintai layla
Mereka menganggap
cinta adalah dosa
Cinta bagi
mereka adalah noda
Yang harus
dibasuh hingga bersih
Padahal kalbuku
telah menjadi tawanannya
Dan ia juga
merindukanku
Cinta masuk ke
dalam sanubari tanpa kami undang
Ia bagai ilham
dari langit yang menerobos
Dan bersemayam
dalam jiwa kami
Dan kini kami
akan mati karena cinta asmara
Yang telah
melilit seluruh jiwa
Katakan padaku,
siapa orang yang bisa
Bebas dari
penyakit cinta?
Part IV
Wahai kau
kekasihku
Berjanjilah pada
keagungan cinta
Agar sayap cinta
dapat terbang bebas
Melayanglah
bersama cinta
Laksana anak
panah menuju sasaran
Cinta tidak
pernah membelenngu
Karena cinta
adalah pembebas yang akan melepaskan buhul- buhul keberadaan
Cinta adalah
pembebas dari segala belenggu
Walau dalam cinta,
setiap gelas adalah kesedihan
Namun jiwa
pecinta akan memberi kehidupan baru
Banyak racun
yang harus kita teguk
Untuk menembah
kenikmatan cinta
Atas nama cinta,
racun yang pahit pun akan terasa manis
Bertahanlah
kekasihku, cunia diciptakan untuk kaum pecinta
Dunia ada karena
cinta
Part V
Bila bulan
purnama tenggelam
Ataukah matahari
terlambat terbit
Maka cahaya
wajahnya akan menggantikan sianrnya
Senyumnya bukan
hanya terhenti di mulut
Namun menjadi
cahaya dari sinar purnama seluruhnya
Rembulan dan matahari
akan tersipu malu
Karena cahayanya
tak sebanding
Dengar sinar
matanya
Bila ia
berkedip, maka bintang kejora akan menyembunyikan diri
Tidak akan lagi
tercipta gadis seperti dia
Dan aku
diciptakan hanya untuk dia
Kata- kata
pujian yang dia ucapkan
Bagai sebutir
pasir di gueun Sahara
Tak sebanding
dengan kecantikannya
Karena segala
pujian yang dimiliki manusia
Tak sebanding
dengan pesonanya
Dia diberi
nikmat, dengan segala kebaikannya
Bila ia hendak
berjalan ke sebuah bukit
Maka seakan-
akan bukit itu yang mendekat padanya
Karena sang
bukit tidak ingin, gadis secantik itu dihinggapi kelelahan
Part VI
Bila kakiku
terperosok, aku menyebut namanya
Aku bermimpi
dalam tidurku hidup bersama dia
Apabila disebut
namanya
Hilanglah
kekuatan jiwaku
Hatiku seperti
sirna ditelan namanya
Demi Allah
Hampir saja aku
gila karena memikirkannya
Makin lama
dadaku sesak karena rindu
Kaumku mengecam
Jika aku tidak
berhenti menyebut namanya
Maka darahnya
akan tumpah membasahi Bumi
Bunuhlah aku dan
biarkan dia
Setelah nyawaku
melayang, janganlah kalian hina dia
Cukup apa yang
ia derita karena cinta
Mungkin ia akan
menuduhku tak setia dengan janji
Dan aku tidak
mampu mencegahnya
Ku campur tinta
dengan air mataku
Untuk menulis
surat padanya
Inilah saat
kukuburkan jiwaku untuknya
Aku khawatir
jika ajalku tiba
Tak dapat
memandang wajahnya
Part VII
Jiwa orang yang
dimabuk cinta
Akan merasa
sakit karena rindu
Sebab pecinta
ingin selalu bersama
Tapi halangan
tiada ada henti- henti
Pecinta seperti
dua ekor kijang di bukit tandus
Wahai tiada
makanan, tetapi tetap bersama
Atau seperti
burung merpati
Walau terbang
bebas di angkasa luas
Tetap saja
kembali pada kekasihnya
Atau laksana
ikan tuna
Tetap tabah
walau dipermainkan ombak
Timbul tenggelam
di lait
Walau selalu
dicaci dan dicela
Batin menjerit
tubuh binasa
Meski lapar dan
disia- siakan
Namun jiwa
pecinta akan selalu memaafkan
Pecinta tidak
membutuhkan pujian
Dan pengorbanan
pecinta tidak akan sia- sia
Kulihat bintang
kutub dan bintang kejora
Dimana pula
cinta
Sekecil apapun,
cinta tetap berkuasa di singgahsana hati
Dan bagi pecinta
Kebahagiaan dan kesedihan
sama indahnya
Karena cinta
sejati tidak mengenal kesia-siaan
Jiwaku dan
jiwanya akan tetap bersama
Andaipun tidak
di dunia
Pasti jiwa kami
akan bersatu di liang lahat
Dan kelak akan
dibangkitkan bersama
Hingga dapat
bersatu selama- lamanya
Mataku berkurban
untuknya
Dengan segenap
curahan air mata
Berharap liang
lahatku adalah liang lahatku
Agar janazah
kita bersatu
Part VIII
Apakah yang
sedang mengalir dalam jiwaku ini?
Siapa yang
sedang memandangku?
Wahai bunga
mawar itu telah dicabut dari taman hatiku
Untuk menjadi
penghias taman yang lain
Namun tidak
mungkin menjadi layu
Wahai engkau,
aku lelah dimabukkan oleh rasa cinta
Mana mungkin aku
menolak kenikmatan ini
Duduklah di
rumpun palem ini
Agar dapat
kunikmati manisnya anggur cintamu
Wahai kemanakah
engkau saat aku merana
Terusir dan
kehilangan dirimu?
Hidup hanya
menjalar sesaat diuratku
Dan bukan
menjadi milikmu
Sejak harapan tidak
tersenyum lagi padaku
Aku hanya bisa
meratap
Mengenang dan
menyesali masa lalu
Aku berteman
derita dan hinaan
Kedukaan
tersenyum padaku, dan aku tersenyum padanya
Sedang kedukaan
membuat engkau ketakutan
Padahal engkau
yang telah menciptakannya
Diriku selalu
diliputi kesengsaraan
Semenjak engkau
mereguk kebahagiaan
Comments
Post a Comment