Skip to main content

Secret Admirer part II

Secret Admirer part II (Salam Kenal)

Aku selalu berpikir, apa yang aku lakukan dengan meninggalkannya begitu saja. Tapi jika tidak aku lakukan, apa yang akan kurasakan dapat membawa masalah bagiku. Saat aku meninggalkannya aku tak sedikitpun melihat kebelakang. Itu adalah pertama kalinya aku berbicara dengannya, aku tidak tahu apa yang aku rasakan hingga sebegitu aneh di dada. Sejak awal orang itu membuat hal yang berbeda dari hidupku. Biasanya aku tak pernah menjadi orang seaneh dan secuek itu pada orang lain. Aku pasti sangat gila, sampai melakukan hal itu padanya. Tapi itu pertama kalinya aku melihatnya dari dekat, sekalipun tidak menatap matanya. Sadar maupun tidak sadar dalam hatiku berkata "dia menakjubkan, tak dapat dipercaya ada orang seperti dia"

Sangat sangat sangat menakjubkan, seorang penyair pasti akan gila melihat seorang yang rupawan seperti dia. Entah tak bisa dibayangkan berapa banyak untaian kata yang akan ditumpahkan di atas kertas untuk puji pujian bagi dia. Hal yang paling mengesankan, dia ada di dekatku kemarin. Sungguh malam pasti akan menangis karena senyumnya, sungguh pagi akan memohon sebagai yang membangunkan dia yang pertama. Sungguh matahari akan merendah dan tidak akan sampai hati membuat dia berpeluh, sungguh alam akan dengan senang hati memperlihatkan keindahan dunia pada dia. Hal yang bahkan tak ternilai akan sukarela dan penuh kasih dilimpahkan hanya untuk dia.

Tidak ada hal lain yang ingin aku katakan, kecuali segala hal tentang dia. Tentang dia, banyak hal yang belum aku ketahui, aku hanya tahu namanya saja. Akan sulit bagiku untuk berada terlalu dekat dengan dia, menahan hati untuk tidak mencari jawaban. Sering aku tersenyum sendiri, dia orang yang selama ini aku lihat dan perhatikan dia tak terlalu jauh dariku sekarang. Bahagianya diriku, kata dalam hati yang sangat terpesona oleh dia. Apa yang harus aku lakukan besok jika dia bertanya lagi tentangku. Apa aku harus tersenyum manis padanya? Atau akan mengatakan selamat datang dihidupku? Itu mungkin tidak akan aku lakukan.

Tiba tiba dia datang menghampiriku lagi.
"hei kau, masak kamu tidak mengenalku" katanya sambil duduk di kursi sampingku
Aku hanya diam, tak mengatakan apa apa padanya.
"hei, kita ini sekelas, kau sadar tidak si? Bisakah kau melihat ke arahku ketika aku sedang berbicara" aku rasakan dia semakin marah padaku. Ku pikir aku tak harus berbicara dengannya, sampai aku benar benar mengerti hal yang terjadi padaku.
"benar benar kamu ini" katanya sambil menarik tanganku
"apa aku harus menjawab semua pertanyaanmu?" kataku, sambil tetap tidak melihat ke arahnya.
"kau ini dasar!!" katanya dan langsung kembali ke kursinya sendiri.

Aku melihatnya dari kursiku ini. Aku duduk di urutan nomor tiga dari depan sedangkan dia duduk satu langkah dari tempatku ini. Aku bisa melihatnya dari sini, dan segala tingkah kesalnya padaku. Namun, ketika aku masih memperhatikannya, tiba tiba ia melihat ke arahku. Dan..........
Aku tak bisa berbicara apa apa, tubuhku terasa beku. Aku tak dapat merasakan detak jantungku dan sekeliling menjadi hening. Ada cahaya di matanya, cahaya redup yang membuatku tidak berkedip sedikitpun. Apa yang terjadi padaku, bisanya aku merasakan hal seperti itu hanya dengan saling menatap dengan orang' apa yang sedang dia pikirkan? Apa yang sedang dia rasakan? Mengapa bisa seperti ini? Banyak sekali pertanyaan di otakku. Ah..... Akhirnya aku membuang muka. Lagi lagi dan lagi, aku tak mau dia mengerti tentang apa yang ada dipikirkanku.

Kelas menjadi tempat yang berbeda bagiku, sudah tidak terasa bahwa aku sedang berada di sekolah. Pembagian kelompok untuk tugas matematik mulai dibentuk. Tak seperti biasa kali ini guru sendiri yang membentuknya. Ketika di sebut kelompok dua, ada aku di sana dan ternyata dia. Ini gila, orang yang mati matian ingin aku hindari malah semakin dekat saja. Kulihat semua anggota terlihat antusias kecuali aku, pikirku ini hanya matematik bukan hal yang perlu dibesar-besarkan. Kami mulai bergabung dalam satu tempat untuk memecahkan masalah matematik. Aku duduk di pojok, lalu tiba tiba dia mengambil duduk tepat di sampingku. Apa yang salah dengannya? Hanya itu yang terucap dalam hatiku.
"uhum uhum.." gerutunya sambil mepet ke arahku
"ayo cepat kita kerjakan, kita beruntung satu kelompok dengan dia?" kata seorang teman sambil menunjuk ke arahku
"ada apa denganku?" kataku pada mereka
"kau jangan begitu, lagian kami juga tahu, kau cerdas dalam matematik" kata salah satu diantara mereka
Aku perhatikan diam diam dari tadi dia diam saja. Di otaknya ada apa sebenarnya. Dia hanya duduk melotot melihatku sepanjang diskusi. Apa yang sedang dia lakukan dengan melotot begitu ke arahku. Dia pikir aku tontonan apa?
"apa yang sedang kau lakukan?" Tanyaku pada dia tanpa melihatnya
"aku?" tanyanya balik
"iya!" kataku sambil tetap melihat ke arah kertas di meja
"aku sedang melihatmu" katanya sambil terus melotot padaku
"untuk apa kamu melihatku seperti itu, kamu sudah gila" kataku
"ha ha ha...." sial dia malah tertawa sejadi jadinya di sampingku, untung saja ini sedang istirahat. Jam pelajaran matematik selalu terpotong istirahat. Diruangan itu cuma aku dan dia, akan sangat memalukan jika orang lain melihat tingkahnya.

"kamu ternyata lucu ya, dari awal kita sekelas sampai hari ini cuma aku saja yang tidak pernah kamu sapa, semua teman sudah, apa yang terjadi" tanyanya padaku yang begitu panjang lebar
Apa maksudnya bertanya sepanjang itu padaku, pandangan tetap melihat ke arahku sekalipun aku sama sekali tidak memperhatikan dia.
"hei..." katanya lagi, kali ini sambil memegang tanganku yang masih menulis
"berhentilah menulis dan jawablah pertanyaanku, jangan begitu padaku atau?"
"atau apa?" kataku memotong ucapannya
Kali ini aku benar benar melihat kedua matanya, apapun yang terjadi biarlah kataku dalam hati. Dia tidak merespon ucapanku kali ini, dia justru semakin melihat mataku lebih tajam. Reflek aku menutup matanya dengan tanganku. Aku tidak begitu suka orang lain melihat mataku terlalu lama.
"hei apa yang kamu lakukan, kenapa menutup mataku?" katanya padaku
"berhenti melihatku seperti itu" kataku sambil membuka tanganku dan mengacuhkan dia
"ha ha ha... Kamu lucu banget, akhirnya aku bisa bicara padamu. Kau tahu sudah sejak awal kita bertemu, kamu tidak mengatakan apa apa padaku. Kamu tahu sejak tahun pertama, aku sering melihatmu berjalan ke kantin seorang diri. Aku juga pernah melihatmu dihukum lari di lapangan. Apa kamu tidak pernah sekalipun melihatku, begitu" katanya
"tidak!" kataku singkat karena teman yang lain sudah mulai masuk ke kelas
"ih... Kamu" katanya

Ada hal yang aneh, aku merasa tidak begitu bahagia ketika dia mengatakan bahwa dia ternyata memperhatikan aku sejak tahun pertama. Ada hal yang tidak benar menurutku di sini. Membuatku merasa takut dan gelisah, jika hal itu terjadi. Aku tidak ingin berspekulasi, tapi aku merasakan keganjilan yang menakutkan. Sepanjang hari aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak memperhatikan dia. Tidak mungkin aku dapat lepas dari kedua mata itu. Banyak hal yang aku terjemahankan dalam perkataan, tapi urung aku lakukan. Atau haruskah aku biarkan begitu saja menguap dan menghilang. Aku akan sangat sulit untuk melepaskan hal itu. Tak merasa memiliki tapi takut kehilangan. Aku sudah gila.
"hust...hust... Kenapa kamu melamun?"
Kenapa dia menggangguku lagi si, apa maunya!
"apa lagi si?" kataku dengan suara lantas
Ah.... Sial seluruh kelas melihat ke arahku. Aku pasti terlihat bodoh dan aneh di pikiran mereka. Untung guru belum masuk ke kelas, bisa mati aku. Ku lihat dia justru tersenyum padaku.
"maaf maaf" katanya
"sudahlah diam" kataku
Namun entah semua ucapanku tak ia dengarkan atau menganggap ucapanku adalah candaan, dia justru terus saja tersenyum dengan melihatku terus. Ah... Sudahlah

Comments

Popular posts from this blog

Sang Penyair Mustafa Lutfi Al Manfaluthi

Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...

Mencari Sang Penyair: Mustafa Luthfi Al Manfaluthi

Mencari Sang Penyair: Pembuka Novel “ aku akan bahagia karena aku adalah Sang Penyair. Seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang gila, padahal dia orang yang cerdas. Berperan sebagai pemberani, padahal ia pengecut. Berperan bahagia, padahal ia..... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta di hati untuk kebahagian orang lain. Dia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dati tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dari gelasmu, menyanyikan irama laguku, tetapi dari kenyaringan suaramu.” Demikian petikan dialog antara Sreno de Borjork, Sang Penyair, dengan Baron Christian de Nofet, sahabat sekaligus rival dalam cinta. Dialog tersebut bisa anda baca lebih lanjut dalam halaman- halaman buku ini. Namun dari kalmat tersebut kita bisa mengajukan beberapa pertan...

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGANMASYARAKAT

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGANMASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menempuh kehidupan manusia di pengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah pendidikan. Dari tahu ke tahun banyak diadakan penelitian- penelitian tentang pendidikan. Beberapa ahli pendidikan seperti Danison, Kreuger dan Becker mengadakan penelitia, dan hasilnya mendukung pendapat Smith jika memang ada hubungan yang sangat erat antara tingkat pendidikan penduduk dengan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Penemuan ini dijadikan acuan beberapa negara dalam pelaksanaan pendidikan. Misalnya di Indonesia ada tingkatan pendidikan dari SD, SLTP, Akademi dan Tingkat Perguruan Tinggi. Pendidikan sangatlah penting bagi pengembangan masyarakat. Dimana pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang dicita- citakan. Pendidikan pun menjadi bagian esensial dari strategi kebudayaan karena kebudayaan hanya dapat hidu...