Semalam, iya aku ingat semalam
Aku keluar di pagi hari yang gelap
Sebelumnya tidak terlintas apapun diotakku
Sampai aku di suatu jalan depan rumah
Entah aku takjub atau sangat terkejut
Hamparan beberapa gunung yang ku lihat sangat nyata
Ada yang kecil, besar, tinggi, rendah, dan lebar dengan cerutunya
Tak habis pikir sepanjang itu melihatnya terus
Tapi ada satu yang sangat menarik dari itu
Sebuah tangga menuju puncak sebuah.piramida
Ku sebut ia seperti piramid yang ada di Arab, atau bisa terlihat di mataku seperti piramida suku maya
Aku melihat puncaknya nyata di depan mata
Ini bukanlah hal yang biasa bagiku
Berpuluh tahun aku hidup di sini
Baru.pagi ini aku tahu tentang hal ini
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment