Skip to main content

Sepertiku: penyair kere

Penyair kere

Aku tahu, aku sadar, aku belum bisa seperti inginmu
Aku bukan gadis cantik yang haus dengan pujian
Aku juga tak cerdas seperti apa katamu
Aku tak perlu menjelaskan betapa tidak benarnya perkataanmu
Bukankah kau lebih paham tentang diriku daripada aku?
Siapa aku ini?

Aku hanya menggerakkan kakiku di jalan kebenaran yang kadang di caci orang
Aku hanya memandang ke satu arah, kemana mimpiku berada
Aku bebas mengendalikan hatiku kemana ia akan lari
Aku tidak menyesali kenyataan bahwa kini aku hanya seorang penyair kere
Aku terima dan aku bahagia
Dimana salah diriku, jika usahaku belum direstui Tuhanku

Tuhanku lebih tahu apa yang aku butuhkan
Hanya kalimat indah dari surga yang kini aku sembahkan
Seperti purnama yang diam2 menerangi kegelapan
Tak dipandang, tapi sungguh indah menawan
Ya muhibbin, sungguh kelana diriku
Tak punya harta lagi tahta
Namun cinta bertaburan di dada
Menghiasi hati hati keruh tak bernyawa

Comments

Popular posts from this blog

Sang Penyair Mustafa Lutfi Al Manfaluthi

Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...

Mencari Sang Penyair: Mustafa Luthfi Al Manfaluthi

Mencari Sang Penyair: Pembuka Novel “ aku akan bahagia karena aku adalah Sang Penyair. Seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang gila, padahal dia orang yang cerdas. Berperan sebagai pemberani, padahal ia pengecut. Berperan bahagia, padahal ia..... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta di hati untuk kebahagian orang lain. Dia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dati tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dari gelasmu, menyanyikan irama laguku, tetapi dari kenyaringan suaramu.” Demikian petikan dialog antara Sreno de Borjork, Sang Penyair, dengan Baron Christian de Nofet, sahabat sekaligus rival dalam cinta. Dialog tersebut bisa anda baca lebih lanjut dalam halaman- halaman buku ini. Namun dari kalmat tersebut kita bisa mengajukan beberapa pertan...

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGANMASYARAKAT

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGANMASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menempuh kehidupan manusia di pengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah pendidikan. Dari tahu ke tahun banyak diadakan penelitian- penelitian tentang pendidikan. Beberapa ahli pendidikan seperti Danison, Kreuger dan Becker mengadakan penelitia, dan hasilnya mendukung pendapat Smith jika memang ada hubungan yang sangat erat antara tingkat pendidikan penduduk dengan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Penemuan ini dijadikan acuan beberapa negara dalam pelaksanaan pendidikan. Misalnya di Indonesia ada tingkatan pendidikan dari SD, SLTP, Akademi dan Tingkat Perguruan Tinggi. Pendidikan sangatlah penting bagi pengembangan masyarakat. Dimana pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang dicita- citakan. Pendidikan pun menjadi bagian esensial dari strategi kebudayaan karena kebudayaan hanya dapat hidu...