Aku mulai merasa benar2 sendiri.
Aku mulai merasa sengaja dilukai.
Usahaku, aku mulai putus asa.
Harapan, aku mulai tidak mempercayainya.
Hatiku selalu bilang ada, tapi suara itu justru menunjukkan ketidakberadaannya.
Teguhku runtuh, aku kesepian.
Tempatku bersandar justru menjatuhkanku, membuangku seperti sampah sama sekali tidak berguna.
Cahaya yg kutunggu2, justru gelap semakin pekat.
Aku tidak tahu di mana dia
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment