Selamat datang, dua beruk sudah pulang
Dijemput saudara malang
Malam, mereka sedang bergandengan tangan
Membawa dua nampan berbagai makanan
Tersenyum gagah sambil menimbang2, gumamnya
"ini luar biasa"
Dua beruk sedang rindu dipuja,
Mereka baru pulang dari kota impian yang sesak dengan kecurangan
Dua beruk bahagia karena bisa bertahan menjadi salah satu dari mereka
Dua beruk sedang mengunyah kedondong seperti wujud mereka
Betapa halus, mulus tanpa cacat luarnya, tapi berserabut, berduri di dalamnya.
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment