Orang bersama, orang sendiri
Di hutan suaraku nyaring
Kegelapan, aku suka
Di kesendirian aku bersamamu
Aku tidak terlihat, duniamu ramai
Orang tertawa ketika bersama
Akan menangis dalam kesepian
Suaraku, auman singa lapar
Ada gerombolan kelinci berjajar
Aku lari, gunung itu masih tinggi
Biar saja sunyi, biar orang takut
Menghantam bebatuan yang jatuh dari langit
Marahku kini buat siapa?
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment