Aku orang biasa, tidak ada yang istimewa,
Satu mulutku untuk berbicara,
Aku ini manusia, jangan risau,
Aku bukan kritikus berbakat,
Cuma golongan kasta rendah,
Aku hanya hidup untuk merdeka,
Tidak untuk jadi pesuruh politisi kaya,
Aku menulis dengan tinta biasa dan selembar kertas murahan,
Gelegarnya akan sama besarnya dengan kepalamu,
Biar kau dengar, orang biasa sepertiku juga bisa marah,
Memburu deru menancapkan tangan,
Untuk negerinya Indonesia
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment