Kau begitu, aku begini
Aku tidak peduli kau begitu,
Jangan bertanya kenapa aku begini,
Dan tak perlu nyinyir pada perbedaan,
Jika aku harus begitu sepertimu,
Lalu siapa yang akan begini sepertiku,
Biarkan penyair membacakan isi hatinya,
Biarkan aktivis membicarakan keresahan hatinya,
Biarkan suara perbedaan itu dikabarkan,
Kau lupa kau ada karena perbedaan,
Ibu dan bapak, apa kau akan masih bertanya,
Kenapa ibu perempuan dan bapak laki-laki,
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment