Hujan selalu menarik untuk dibicarakan
Mengisahkan asmara penuh tanda tanya
Di tempat sempit nan manis, hati namanya
Cinta, aneh aku memikirkannya
Perasaan bahagia ini, membara
Ku baca sebait demi bait
Layaknya puisi penuh misteri
Betapa sulit memaknainya
Tapi aneh, aku bisa merasakannya
Sekalipun hatiku meronta tak percaya
Sekalipun perasaan itu noda, hati tak mendengarnya
Sedang aku akan jadi pengelana, terlantar tanpanya
Atau berlabuh meski tahu akan tenggelam
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment