Aku keliling Kudus hari ini
Lampu kuning traffic light aku berhenti
Dari belakang motor nyerobot
Ngebut sambil memaki
Belum lagi aku pakai helm, jaket, sepatu, masker, sarung tangan
Dipikirnya aku astronot tersesat
Ironi atau aku yang sedang tidak sehat
Di negeriku hal benar jadi aneh dipandang
Hal salah diikuti terasa sedapnya
Bahkan yang intelek berbaris jadi pemuja
Asal hangat diselimuti uang
Sedang yang benar yang jadi kriminal
Namun itu pertanda para pemberontak telah datang
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment