Renungan tengah malam
Depan masjid unnes sekaran
Aku makan gorengan lima ratusan
Kopi kini dua ribuan
Tanpa cabe kok rasanya awur-awuran
Pedagangnya cuma senyum
Di saat yang katanya cabe-cabe an dijual murahan
Harga cabe seperti roket mainan
Mahalnya gak ketulungan
Pemerintah sedang hilang akal
Rakyat disuruh tanam sendiri
Dikira tanam langsung panen hari ini
Ya, balada negeri lagi demam
Susah dikendalikan
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment