Aku masih hidup
Di negeri yang penuh kamuflase
Berbondong-bondong menutup jati diri
Di mana orang suka pura-pura
Ketakutan pada dirinya sendiri
Aku, kau akan mengerti
Di sini kebaikan seakan-akan aib bagi diri
Keyakinan, orang enggan mengakui
Kebangsaan menutup mata dan hati
Munafikkan akidah demi gengsi
Lupa diri ini akan mati
Di kubur dengan iman di hati
Bukan semata-mata kebangsaan yang dijunjung tinggi
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment