Aku hendak beranjak, tapi kemana
Jalanku seberang berlawanan arah angin dan suara rintihan yang menggangguku
Sebab jiwaku tak lagi diisi aroma istimewa seperti kehadiranmu dulu
Wakti merubah kehidupanku mebjadi sukar bermimpi
Aku mulai menyadari tidak memiliki kepercayaan diti
Sejak berpisah di kampus dan membangun kehidupan baru
Nyata dari mataku jika jalanku tidak akan semudah dirimu
Malamku tidak lagi ditemani puisi penuh cinta dan hasrat membara
Sepi, sunyi, dan perasaan trenyuh tanpa henti menghantui
Sebagaimana rindu tak dapat ditarik dari kalbu yang ringkih ini
Aku ketakutan dipojokkan malam
Sendiri dan mencoba terus agat dapat bangkit kembali
Seperti manusia
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya, menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya. Ia berperan sebagai orang 'gila', padahal ia cerdas. Berperan sebagai pengecut, padahal ia berani. Berperan bahagia padahal ia... menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain. Ia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu, merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu. Meminum perasaan sukmaku dengan gelasmu, menyanyikan irama laguku dari kenyaringan suaramu. Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis kasidah sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas melahirkan kasidah tanpa tergantung pujian da...
Comments
Post a Comment