Jangan berniat melakukan kekhilafan Itu penghianatan Dan tidak mungkin dimaafkan tanpa kesengajaan Entah dengan cara mengabaikan Atau bahkan dengan melupakan
Rabbku, penguasa hidupku, kasihanilah aku. Buatlah aku mapan dunia dan akhiratku. Bantulah aku mengabulkan segala permintaan kecintaanku orang tuaku. Buatlah aku menjadi penjaga hati dari derita derita mereka. Dan buatlah aku pelindung dan pelipur dari setiap lara yang mengancam mereka. RestuMu untukku hidupku mencari ridhoMu
Allah lah yang akan menolong Dia yang menciptakan matahari Menumbuhkan bunga warna warni Lalu ditiupkan keharuman Ketakutan hanyalah akan membuat Allah marah Banyak yang tidak sabar Goyah dan berputus harapan Lalu mencari pertolongan selain Dia Sedia melakukan hal curang demi duniawi
Tak sengaja pertemuan terulang Saat aku menggandeng seseorang Tepat depan matamu Seakan-akan kita tak saling tahu Tersenyum, layaknya orang asing Bahkan menjabat tangan Usai depan pintu, kita bertemu Berdua, awalnya enggan bicara Getaran itu masih terasa Meski lama tak bersua
Aku masih ingin menyelesaikan pertemuan Deretan orang asing yang namanya belum aku ketahui Entah bagaimana sifatnya Apakah sebuah keharusan untuk duduk diam Menanti suami datang dari pekerjaan Lalu keesokannya itu selalu berulang Terus dan terus sampai kita menua Bisakah kita berdua jalani hidup dengan petualangan Berdua dipenuhi cinta Melangkah melihat betapa luasnya dunia Tanpa takut kelaparan dan kemiskinan
Ya Muhibbin, Aku di jalan kota malam itu Dimana dingin menghinggapi Sepi yang begitu indah Karena bersamanya Meski manja itu ada Meski sejuta yang memujanya Dan tak sedikit yang memperebutkannya Tapi kini dia bersamaku Orang asing dijalan semu Jadikan dia milikku atau Akhiri hidupku
Ya Muhibbin, Aromanya tercium dimana-mana Tak satupun pandangan lepas dari wajahnya Suaranya memanggil-manggil jiwa Berlari hampir lepas dari raga Inikah cinta yang dibanggakan para pujangga? Ya Rabbku