Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Penggoda

Carilah penggoda yang membuatmu bahagia Senyummu yang sangat menyebalkan Mana mungkin aku melupakannya Bakat mengejekmu padaku Aku sangat menyukainya Diammu begitu menyiksaku

MUZ XI

Tangismu adalah pisau penyayat hati Kutukan dari tingkah lakuku Air mata itu penenggelam nyawaku Jiwaku lekas meninggalkanku Berhentilah dan hukum aku Relakan hatimu memaafkanku Atau lakukan apapun padaku Berhentilah menumpuk kesedihan Berikan semua dukamu padaku Kesalahan mengalirkan air mata Kebodohan diriku ini Seperti hukuman seumur hidup bagiku Bahagialah kekasihku

Anak

Gaya yang mendesak Ulah dunia maya Remaja yang mematikan Berjubel cari kerjaan Demi tampil mengesankan Semoga sembuh sampai ke akar-akar Biar sadar Anak-anak menggelora mengejar kedewasaan Haus rekanan dan pujian Bergerombol penuh kebanggan Namun ketakutan ketika sendirian Mental yang dibangun tak sepadan Menghambur hancur

Anak

Gaya yang mendesak Ulah dunia maya Remaja yang mematikan Berjubel cari kerjaan Demi tampil mengesankan Semoga sembuh sampai ke akar-akar Biar sadar Anak-anak menggelora mengejar kedewasaan Haus rekanan dan pujian Bergerombol penuh kebanggan Namun ketakutan ketika sendirian Mental yang dibangun tak sepadan Menghambur hancur

Meski Sendirian

Aku tidak berusaha meyakinkanmu Tidak ada untung dan gunanya bagiki Kebenaran tidak akan berubah Meski dia tanpa dukungan Meski dia sendirian Meski tanpa kawan Paling-paling aku berpaling Mendengar sesalmu kemudian

HARE

Aku ada Dalam kesunyian Dalam kegelisahan Dalam keragu-raguan Dalam kegelapan Dalam ketakutan Dalam kesepian Dalam keputusan-asaan Dalam luka dan duka Dan dalam kesendirian Mu Dan akan tiada Dalam keramaian dunia Mu

MUZ X

Malam tumpukkan kesedihan Air mata penyanyat hati Rindu, Rindu, ku ulang hingga jauh Terdengar rintihan kalbu Dirimu dan aku, Aku yang sering mengacuhkanmu Ada ketakutan tersembunyi Perasaan cinta Akankah terbalas,

MUZ IX

Sekali ini aku bertanya Setiap kali perhatian itu ada Tanpa melihatmu, aku merasa ragu Apakah kau baik? Akankah rasa kesalmu telah sirna? Melewatkanmu, sesalku Selalu Mungkin aku melukaimu Sekali lagi aku mengulangnya Rinduku amuk senja

MUZ VIII

Berbeda kali ini Pandanganku syahdu Mata-mata jahat itu menggangguku Lihat betapa menawannya dirimu Kekasihku, pelita harapanku Hidupku kini bergantung padamu Seperti nafas yang menderu Isi jiwa dan hasrat duniawiku Padamu, wahai keindahan Gerak langkahmu pengobat rindu Bagaimana lagi aku harus memujimu Bahkan diamku seolah menghinaku Ketidakberdayaan mulutku dihadapmu Adalah rintihan menyayat hati Kegelisahan kini mengelilingi malam tanpa melihat wajahmu

Hutan

Jika dingin adalah angin Malam hari tak akan semenakutkan ini Langkahku deru rindu Kau, senandung perjalananku Dikoyak-koyak hutan timur Terburu-buru dikejar senja Derita waktu tanpa teman Suara hewan kerdil memekik telinga Namun takutku tak hilang jua

Cinta Mengganggu

Waktunya beranjak Mata pemikat yang berbahaya Bibir manis yang menawan Dari cinta yang membara Tidak akan ada lagi Dimana setiap hari kita bertemu Dimana aku duduk mendengarmu Memperhatikan tingkah lakumu Memegangmu seperti dulu Cinta begitu mengganggu

MUZ VII

Seharian penuh aku menunggu Hanya untuk melihatmu Bukankah itu sangat keterlaluan Dan kau hanya mengucap salam Tersenyum pergi di telan malam Kekasih, Kelak tak ada satu hari pun kubiarkan kau membuatku menunggu Nikmatilah Caramu mempermainkan perasaanku Aku terima dengan penuh cinta

MUZ VI

Cinta membuat sesuatu yang biasa Terlihat begitu istimewa Senyum seorang kekasih Akan melebihi sinar seorang dewi Suara dari mulutnya Adalah kabar buruk bagi lagu cinta Parasnya yang agung melebihi pesona dunia Kasihku, hati dan perasaanku Melekat erat bersamamu Bagaimana Allah menyelamatkan seorang kekasih yang dilanda asmara

MUZ V

Pertama kalinya Aku melihat keikhlasan senyummu untukku Kau pemarah, aku bisa bilang apa Caramu menaklukan hati Aku terkesan dengan bakatmu itu Tanganmu adalah lambaian surga Menarik ikatan penuh cinta Caramu menyembunyikan perasaan Aku sangat menyukainya

Minggu

Sederhana Di hari minggu Apakah anak-anak sekarang masih menggantung jemuran sepatunya? Karena hujan turun Masihkah mereka merasakan nikmatnya memakai sepatu yang belum kering itu? Masihkah

Perempuan dan laki-laki

Dia mengajarkan satu hal penting padaku Hingga kini, sepanjang umurku Aku tidak bisa mempercayai siapapun Bahkan sekedar untuk teman bicara Aku menyakini perempuan memandang sesuatu dengan hati Tapi aku tidak sepaham Ada kalanya hati sering mempermainkan Aku juga menyadari laki-laki selalu hidup taktis Selalu mengajukan pikiran sebagai dasar logika Tapi aku tidak menyetujui itu Karena itu aku menyetujuimu Perempuan dan laki-laki harus saling peduli

MUZ IV

Aneh, Malam ini kau nampak begitu bersahabat denganku Bahkan bulan tidak akan percaya Jika ku ceritakan tentang perhatianmu padaku Dia pasti akan menertawaiku Aneh, Kau seperti ingin memberiku hadiah Apakah itu madu yang manis? Atau racun kemarahanmu? Siapa yang bisa menyelamatkanku dirimu Hanya Allah yang tahu

MUZ I

Aneh, Wajah sederhana itu begitu menganggu Keangkuhannya membuatku bahagia Ketegasannya dalam bicara membuatnya terlihat sangat berbakat Aneh, Memperhatikannya menjadi begitu menyenangkan Berdebat dengannya jadi hal yang kutunggu-tunggu Melihat senyumnya, seperti hadiah yang begitu berharga Aneh, perasaanku menjadi aneh

MUZ III

Sekian lama Keindahan itu tampak di depan mata Aku mendengar Suara nyanyian hati Redup pandanganku Ketidaksabaranku Untuk melihatmu Isyaratkan diriku kini terbelenggu Jinggaku, Warna-warni duniaku Aroma kedatanganmu Mengusik jiwaku Caramu memalingkan wajah dihadapanku Adalah cinta yang menggelora dalam sukmaku

MUZ II

Aku bingung Pelan-pelan keraguan itu datang Menertawakan hati yang bimbang Aku terjaga Kebahagian dengan menggodamu Rasanya begitu membekas di hatiku Marahmu, raut kesalmu, caramu memperlakukanku Entah itu madu yang rasa manisnya tak terhitung bagiku Kebahagian dengan menggodamu Rasanya lebih menyenangkan dari 1000 kemenangan