Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2012

PUISI YANG DIBACA DIAN SASTRO DI "ADA APA DENGAN CINTA"

PUISI YANG DIBACA DIAN SASTRO DI "ADA APA DENGAN CINTA" Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku Aku lari ke pantai, kemudian teriakku Sepi-sepi dan sendiri Aku benci Aku ingin bingar, Aku mau di pasar Bosan Aku dengan penat,Dan enyah saja kau pekat seperti berjelaga jika Ku sendiri Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh, Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih, Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai? enyah saja kau pekat seperti berjelaga jika kusendir bosan aku dengan penat

BUKAN ITU: Arum Pakar

BUKAN ITU Bukan karena suatu hal saya mengenal anda Bukan siasat yang mendahului hati saya Dicerminnya ada waktu yang mendengki Malaikat merayu, tak disangka hati luluh Saya bahagia, saya menangis Gambar wajahnya selalu tersenyum Tak mungkin yang menjadi mungkin Endoderma yang menyaingi roket cinta Raga yang tak pernah berbuih Di buai agar dia tak menangis Dengarkan suaranya, itu sangat menyenangkan Yang malu, yang muda, yang bercinta Bukan karena saya katakan tidak Lanta anda tak berarti apa- apa buat saya Suatu keharusan menyanyangi anda Dan sebuah keniscayaan mengabaikan anda Bukan karena suatu hal hati saya menyayangi anda Tapi karena anda ada di jiwa saya

SAYA BELUM TAHU: Arum Pakar

SAYA BELUM TAHU Belum seperti tunas kelapa Saya belum bisa lakukan apa- apa Tak seperti langit yang menanungi dunia Lahirnya menjadi sudut kepastian yang menjadi harga Di ujungnya belum menunjukkan makna dan kebagusan Saya menunggu dan mengharap pada Tuhan Jika tak sekarang kapan lagi saya lakukan Apa tak seperti itu, dan merawatnya Belum berjalan karena aba belum ditembakkan Saya merenung, tutup  saja mulut agar sekitar sepi Katanya saya belum berjalan, dan merangkak Titik temu masih di sini Dan kini mengukir jauhnya jalanan Arah masih tak terperhitungkan dan saya menangis Tak mengapa, hari tak mau beri jawaban pada saya Saya menunggu dan berharap pada Tuhan Kanvas saya kirim ke hati agar tak sampai hati Biar tak menangis sebab belum tahu Harmoni masih digenggam dan belum bisa keluar Sembunyi jauh, dan tak terlihat oleh dunia Dikira tak bisa menggapai dunia Tapi itu bukan menjadi tindakan yang tak ada tujuannya Sebab saya peremp