Thursday, March 5, 2015

Gila harta

Sungguh aku tak sudi mengenalmu lagi
Aku ingin marah rasanya percuma saja
Untuk orang yang tak kenal saudara untuk apa
Yang dulu makan bersama, tidur bersama, dan bermain bersama
Aku tak dapat terima perlakuanmu padaku saat ini
Soal harta, aku sudah habis pikir apa yang ada di otakmu
Kau berbeda dari saudara yang ku kenal dulu
Saudaraku bukan orang serakah yang tega2nya mencuri bagian saudaranya sendiri
Bukan orang yang dengan gagahnya menganggap kebenaran sesuai keinginanannya
Kau bukan saudaraku

Apapun kini yang kulakukan, silakan
Aku tak sudi punya saudara sepertimu
Kadang aku kecewa kenapa dulu aku menganggapmu sebagai saudara
Duh... Bapa, ibu lihatlah kini anakmu menjadi murka yang gila harta yang kau tinggalkan!
Duh... Bapa, ibu lihatlah kini anakmu seperti pencuri pemakan hati saudaranya
Lalu apa yang kini harus aku lakukan???
Ah... Biarlah Tuhan yang tentukan

Gila harta

Sungguh aku tak sudi mengenalmu lagi
Aku ingin marah rasanya percuma saja
Untuk orang yang tak kenal saudara untuk apa
Yang dulu makan bersama, tidur bersama, dan bermain bersama
Aku tak dapat terima perlakuanmu padaku saat ini
Soal harta, aku sudah habis pikir apa yang ada di otakmu
Kau berbeda dari saudara yang ku kenal dulu
Saudaraku bukan orang serakah yang tega2nya mencuri bagian saudaranya sendiri
Bukan orang yang dengan gagahnya menganggap kebenaran sesuai keinginanannya
Kau bukan saudaraku

Apapun kini yang kulakukan, silakan
Aku tak sudi punya saudara sepertimu
Kadang aku kecewa kenapa dulu aku menganggapmu sebagai saudara
Duh... Bapa, ibu lihatlah kini anakmu menjadi murka yang gila harta yang kau tinggalkan!
Duh... Bapa, ibu lihatlah kini anakmu seperti pencuri pemakan hati saudaranya
Lalu apa yang kini harus aku lakukan???
Ah... Biarlah Tuhan yang tentukan

Tuesday, March 3, 2015

Dan aku tidak tahu

Entah berapa banyak aku mencintaimu
Rasanya sudah lama sejak awal bertemu
Setiap kali yang kau lakukan, aku selalu memperhatikanmu
Kemana kau berjalan, apa yang kau lakukan, aku ingin selalu ada
Kita tak ramah, tak sering sapa, namun lebih sering bertentangan
Lihatlah ke arahku sekali saja

Tidak akan ada harapan untuk berjalan beriringan, aku tahu
Dari jauh pun tidak apa bagiku
Tidak bersama, bukan berarti aku tak bisa mencintaimu
Soal hati, aku hanya ingin berbicara denganmu
Jika kesempatan itu ada, akan aku katakan semua

Siapa yang membuatku tersenyum dalam keheningan
Tentang puisi yang kau baca, karena siapa ia tercipta
Dan siapa yang membuat matahari di atas kepalaku
Entah berapa banyak aku mencintaimu
Sekalipun ketakutan itu ada,

Kita ini apa?