Lapar itu pertanda kemarahan
Tapi aku tak begitu
Kadang kau mengambil terlalu
Dan bilang aku yang keliru
Padahal di sana tempatnya rindu
Hati dan raga saling beradu
Mata yang selalu sendu
Kau itu penyejuk jiwaku
Dalam, tak terabai oleh waktu
Biar kuturunkan nada suaraku
Ku tundukkan kepalaku
Ku akui kesalahan untukmu
Kau lebih berharga dari semua itu
Monday, March 6, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara deng...
-
Mencari Sang Penyair: Pembuka Novel “ aku akan bahagia karena aku adalah Sang Penyair. Seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. I...
-
MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGANMASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 BAB I P...
No comments:
Post a Comment