Carilah penggoda yang membuatmu bahagia
Senyummu yang sangat menyebalkan
Mana mungkin aku melupakannya
Bakat mengejekmu padaku
Aku sangat menyukainya
Diammu begitu menyiksaku
Carilah penggoda yang membuatmu bahagia
Senyummu yang sangat menyebalkan
Mana mungkin aku melupakannya
Bakat mengejekmu padaku
Aku sangat menyukainya
Diammu begitu menyiksaku
Tangismu adalah pisau penyayat hati
Kutukan dari tingkah lakuku
Air mata itu penenggelam nyawaku
Jiwaku lekas meninggalkanku
Berhentilah dan hukum aku
Relakan hatimu memaafkanku
Atau lakukan apapun padaku
Berhentilah menumpuk kesedihan
Berikan semua dukamu padaku
Kesalahan mengalirkan air mata
Kebodohan diriku ini
Seperti hukuman seumur hidup bagiku
Bahagialah kekasihku
Gaya yang mendesak
Ulah dunia maya
Remaja yang mematikan
Berjubel cari kerjaan
Demi tampil mengesankan
Semoga sembuh sampai ke akar-akar
Biar sadar
Anak-anak menggelora mengejar kedewasaan
Haus rekanan dan pujian
Bergerombol penuh kebanggan
Namun ketakutan ketika sendirian
Mental yang dibangun tak sepadan
Menghambur hancur
Gaya yang mendesak
Ulah dunia maya
Remaja yang mematikan
Berjubel cari kerjaan
Demi tampil mengesankan
Semoga sembuh sampai ke akar-akar
Biar sadar
Anak-anak menggelora mengejar kedewasaan
Haus rekanan dan pujian
Bergerombol penuh kebanggan
Namun ketakutan ketika sendirian
Mental yang dibangun tak sepadan
Menghambur hancur
Aku tidak berusaha meyakinkanmu
Tidak ada untung dan gunanya bagiki
Kebenaran tidak akan berubah
Meski dia tanpa dukungan
Meski dia sendirian
Meski tanpa kawan
Paling-paling aku berpaling
Mendengar sesalmu kemudian
Aku ada
Dalam kesunyian
Dalam kegelisahan
Dalam keragu-raguan
Dalam kegelapan
Dalam ketakutan
Dalam kesepian
Dalam keputusan-asaan
Dalam luka dan duka
Dan dalam kesendirian
Mu
Dan akan tiada
Dalam keramaian dunia
Mu
Malam tumpukkan kesedihan
Air mata penyanyat hati
Rindu,
Rindu, ku ulang hingga jauh
Terdengar rintihan kalbu
Dirimu dan aku,
Aku yang sering mengacuhkanmu
Ada ketakutan tersembunyi
Perasaan cinta
Akankah terbalas,
Sekali ini aku bertanya
Setiap kali perhatian itu ada
Tanpa melihatmu, aku merasa ragu
Apakah kau baik?
Akankah rasa kesalmu telah sirna?
Melewatkanmu, sesalku
Selalu
Mungkin aku melukaimu
Sekali lagi aku mengulangnya
Rinduku amuk senja
Berbeda kali ini
Pandanganku syahdu
Mata-mata jahat itu menggangguku
Lihat betapa menawannya dirimu
Kekasihku, pelita harapanku
Hidupku kini bergantung padamu
Seperti nafas yang menderu
Isi jiwa dan hasrat duniawiku
Padamu, wahai keindahan
Gerak langkahmu pengobat rindu
Bagaimana lagi aku harus memujimu
Bahkan diamku seolah menghinaku
Ketidakberdayaan mulutku dihadapmu
Adalah rintihan menyayat hati
Kegelisahan kini mengelilingi malam tanpa melihat wajahmu
Jika dingin adalah angin
Malam hari tak akan semenakutkan ini
Langkahku deru rindu
Kau, senandung perjalananku
Dikoyak-koyak hutan timur
Terburu-buru dikejar senja
Derita waktu tanpa teman
Suara hewan kerdil memekik telinga
Namun takutku tak hilang jua
Waktunya beranjak
Mata pemikat yang berbahaya
Bibir manis yang menawan
Dari cinta yang membara
Tidak akan ada lagi
Dimana setiap hari kita bertemu
Dimana aku duduk mendengarmu
Memperhatikan tingkah lakumu
Memegangmu seperti dulu
Cinta begitu mengganggu
Seharian penuh aku menunggu
Hanya untuk melihatmu
Bukankah itu sangat keterlaluan
Dan kau hanya mengucap salam
Tersenyum pergi di telan malam
Kekasih,
Kelak tak ada satu hari pun kubiarkan kau membuatku menunggu
Nikmatilah
Caramu mempermainkan perasaanku
Aku terima dengan penuh cinta
Cinta membuat sesuatu yang biasa
Terlihat begitu istimewa
Senyum seorang kekasih
Akan melebihi sinar seorang dewi
Suara dari mulutnya
Adalah kabar buruk bagi lagu cinta
Parasnya yang agung melebihi pesona dunia
Kasihku, hati dan perasaanku
Melekat erat bersamamu
Bagaimana Allah menyelamatkan seorang kekasih yang dilanda asmara
Pertama kalinya
Aku melihat keikhlasan senyummu untukku
Kau pemarah, aku bisa bilang apa
Caramu menaklukan hati
Aku terkesan dengan bakatmu itu
Tanganmu adalah lambaian surga
Menarik ikatan penuh cinta
Caramu menyembunyikan perasaan
Aku sangat menyukainya
Sederhana
Di hari minggu
Apakah anak-anak sekarang masih menggantung jemuran sepatunya?
Karena hujan turun
Masihkah mereka merasakan nikmatnya memakai sepatu yang belum kering itu?
Masihkah
Dia mengajarkan satu hal penting padaku
Hingga kini, sepanjang umurku
Aku tidak bisa mempercayai siapapun
Bahkan sekedar untuk teman bicara
Aku menyakini perempuan memandang sesuatu dengan hati
Tapi aku tidak sepaham
Ada kalanya hati sering mempermainkan
Aku juga menyadari laki-laki selalu hidup taktis
Selalu mengajukan pikiran sebagai dasar logika
Tapi aku tidak menyetujui itu
Karena itu aku menyetujuimu
Perempuan dan laki-laki harus saling peduli
Aneh,
Malam ini kau nampak begitu bersahabat denganku
Bahkan bulan tidak akan percaya
Jika ku ceritakan tentang perhatianmu padaku
Dia pasti akan menertawaiku
Aneh,
Kau seperti ingin memberiku hadiah
Apakah itu madu yang manis?
Atau racun kemarahanmu?
Siapa yang bisa menyelamatkanku dirimu
Hanya Allah yang tahu
Aneh,
Wajah sederhana itu begitu menganggu
Keangkuhannya membuatku bahagia
Ketegasannya dalam bicara membuatnya terlihat sangat berbakat
Aneh,
Memperhatikannya menjadi begitu menyenangkan
Berdebat dengannya jadi hal yang kutunggu-tunggu
Melihat senyumnya, seperti hadiah yang begitu berharga
Aneh, perasaanku menjadi aneh
Sekian lama
Keindahan itu tampak di depan mata
Aku mendengar
Suara nyanyian hati
Redup pandanganku
Ketidaksabaranku
Untuk melihatmu
Isyaratkan diriku kini terbelenggu
Jinggaku,
Warna-warni duniaku
Aroma kedatanganmu
Mengusik jiwaku
Caramu memalingkan wajah dihadapanku
Adalah cinta yang menggelora dalam sukmaku
Aku bingung
Pelan-pelan keraguan itu datang
Menertawakan hati yang bimbang
Aku terjaga
Kebahagian dengan menggodamu
Rasanya begitu membekas di hatiku
Marahmu, raut kesalmu, caramu memperlakukanku
Entah itu madu yang rasa manisnya tak terhitung bagiku
Kebahagian dengan menggodamu
Rasanya lebih menyenangkan dari 1000 kemenangan