Aku sembunyi di pagi buta
Biar kekasih mencariku
Biar rindu berubah gelisah
Biar ku lihat wajahnya yang manis itu
Friday, January 26, 2018
Lunak
Friday, January 19, 2018
Kunang IV
Aku sedang takut pada cinta
Jalan itu tempatku tersesat
Merindukan jadi sebuah kesalahan
Benar dan salah tak lagi soalan
Ketika memulai, tidak akan ada jalan untuk berhenti
Entah dari tangan sang pencipta
Siapa yang akan selamat dari api cinta?
Percuma melawan gejolak jiwa
Dia keburu mengular menjala
Nadi yang tak lagi lepas dari goda
Seorang kekasih yang jatuh cinta
Ucapakan selamat datang
Di hutan penuh kerindangan
Dipenuhi hujan cinta
Basah kuyup tak terasa
Tetap tersenyum bahagia, meski menderita
Undangan
Karena kekasih yang mengundangku
Pelukan penuh cinta
Api yang membara
Bagaimana bisa ku padamkan?
Kini lebur menjadi satu
Entah akan jadi keributan
Namun cinta tak keberatan
Usai lama menanti
Waktu telah terhenti
Diantara dinding tanpa bunyi
Terendap dalam sunyi
Percikan air surgawi
Kemana lagi cinta ku cari
Sedang wajahnya kini menari-nari
Di senja para dewi menemani
Terlukis mentari
Wajahnya yang berseri-seri
Adalah rahasia hati
Aku Datang
Kedatanganmu,
Angin surga atau tipu daya
Aku ragu pada asmara
Dia membelah jiwa
Membuat raga sirna
Senyummu, manis pucuk bunga
Teman lama penuh pesona
Jika sendiri adalah keputusan
Lalu mengapa aku menderita?
Menunggu suara kalbumu
Dalam kegelapan terdengar syahdu
Penyelamat dan racun kasihku
Dia yang ku tunggu penuh rindu
Meski terhalang rintang
Bagaimana bisa aku tinggalkan
Sambutlah aku,
Entah hidup atau berkabung
Aku akan sampai dipelukmu
Bersamamu
Norma
Bukankah lama aku menjauh
Entah itu siang maupun malam
Adalah masalahku selalu memikirkanmu
Hatiku marah mendengar perkataanku
Sudah lama menghianati rasa
Peduliku, cinta yang mengembara
Perhatian dan acuhan pelipur lara
Sebab tak punya alasan bersama
Aku harus mengiba pada siapa
Entah itu permintaan
Atau kau sebut pengampunan
Aku terlanjur mencintaimu
Takut dan menderita karena waktu
Tidak peduli norma yang berlaku
Hati tetap tak setuju
Ketika jauh darimu
Saturday, January 6, 2018
Pulang Ke Bulan
Kepalsuan ini sangat menyedihkan
Aku, kau dan banyak lagi
Tidak yakin siapa yang memulai
Keraguan pada dunia
Para penghuninya
Berdasi mengeruk uang negeri
Sedang si miskin menangis
Susah payah mengisi perut sendiri
Ada yang duduk santai bergaji
Siapa yang peduli
Komplit
Kapan kita pulang ke bulan?
-
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara deng...
-
Mencari Sang Penyair: Pembuka Novel “ aku akan bahagia karena aku adalah Sang Penyair. Seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. I...
-
MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGANMASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 BAB I P...