Skip to main content

Posts

Rimbun

Recent posts

Reha teman seperjalanan

Dia sedang sakit, yang bahkan aku tidak berani memintanya bersabar Teman seperjalan yang diam-diam aku rindukan Kala jalan bareng menyiapkan masa depan Pembicaraan tak jelas namun menyenangkan Separuh kenangan saling terbagi Dia yang kadang mampir dalam mimpi Seseorang yang aku tidak tahu bisa menjadi sangat berarti

Akhir

Bahkan jika nantinya aku gagal Atau jatuh sampai tak dapat berdiri lagi Aku akan pergi menemui pagi Diujung jari ditengah riuh cahaya matahari Pada ujung dahan dingin dan selimut yang menghangatkan Ada deru angin di puncak yang diam-diam aku rindukan Segelas gandum oat susu kesukaanku Ladang luas itu tempatku pulang Dirimbunnya alang-alang dan bunga-bunga cantik Sunyi teduh menenangkan

Memikirkanku

Banyak nian yang aku pikirkan.  Aku sedang berpikir tentang kehidupan yang menarik.  Saat jalanan bising suara klakson truk yang lewat.  Lalu aku yang hampir terhempas ke jalan setelah mendadak bus cepat menyalip di sebelah motorku.  Tentang keindahan gunung Prau yang senantiasa aku kagumi, yang aku jadikan alas tidur.  Aku sedang berpikir tentang kehidupan penuh kehebatan di dada.  Aku memikirkan tentang bagaimana mengisi kehidupanku agar tidak membosankan.

Kopi Teduh

Kopi telah diseduh,  seperti jarak yang jauh rindu telah disentuh,  angan sampai ditabuh,  dan sepotong hati telah ditaruh,  digenggam erat agar tak jatuh, hingga berpeluh.  Tapi percuma rasa itu sederas hujan,  jika kau malah berteduh.

Rana Rindu

Waktu menghancurkan apapun di depannya,  kecuali rindu,  yang justru bertambah rimbun meski tanpa disiram dan dipupuk.  Sial sekali,  jauh dalam sentuh,  namun dekat menusuk dada.  Sisanya, rana langit bumi yang nyata, sebab tak mungkin bersama. 

Surat Jawab

Malam ini pekat Kejadian silam lalu aku ingat Sajak yang kutulis sebagai pemikat Pada selembar kertas yang aku lipat Penuh rindu sesak mengikat Aku selipkan tanpa berani menatap Lama semakin perasaanku terendap Namun belasan tahun tanpa kau jawab