Friday, August 3, 2012

BUKAN PEMBERANI: Arum Pakar


BUKAN PEMBERANI

Wilayah yang tak bisa saya sentuh dengan kehidupan ataupun mimpi
Saya duduk dan tegang dengan sendirinya, tak perlu itu
Saya berbisik dan bermasalah dengan salju pagi itu
Dan saya berdoa dalam diam dan mengalah
Mengganggu dan menjadi pemberontakan terhadap diri sendiri
Tak bisa saya dipercaya dalam menjadikan anda pecundang
“Bukan seperti itu sayang” kata Bunda yang tak mau saya tahu dari mana asalnya

Tahu betapa sayangnya tentang hal itu dan saya dikatai
Jika tak benar, tak mungkin tiu dapat bertebaran dalam hati saya
Berjenjang dan meingkat dari poin ke poin dedaunan
Masih seperti itu dan saya tak bisa lakukan hal untuk hal itu
Bukan pemberani seorang saya ini, yang setia dengan kediamannya
Hilang dengan sendirinya seperti bubble- bubble buatan deterjen pencuci mulut
Tak pernah mendapat jawaban sedikitpun, itu akan sangat sulit bagi saya
Tak seperti manusia dan mendapat gambaran ang jauh melebihi batas kewajaran
Dianggap dissosialisasi dan mendekam dalam pangkuan Bunda saya
Apa saya harus menangis karena ini lebih dari kata sakit saja
Cara saya tak dapat di terima dengan ramah dan menuju keakhiran

Operan tak kunjung saya lempar yang menjadi kediaman
Saya sedang lelah dan tak mau memuji diri saya sendiri
Banyak celanya di banding dengan baik yang dirasa orang lain
Maksudnya tak seperti itu tapi itu sangat terlihat dan sangat terasa
Jika tak seperti ini saya tak lagi punya tempat di Bumi ini
Kelak saya akan tiada dan menjadi lebih dari seorang dewa pendiam
Bukan pemberani yang ada dalam unsur yang memenuhi dunia ini
Dalam hadapan Bunda saya akan menangis dan seperti seorang bayi kecil
Berlutu dan mengharap pada Allah untuk yang tersayang
Bunda dan Appa yang saya sayangi dan yang saya sakiti
Karena diri tak beruntung menjadi yang diingini dan dipahami

No comments:

Post a Comment

Kita ini apa?