BUKAN PEMBERANI
Wilayah yang tak bisa saya sentuh dengan kehidupan
ataupun mimpi
Saya duduk dan tegang dengan sendirinya, tak perlu itu
Saya berbisik dan bermasalah dengan salju pagi itu
Dan saya berdoa dalam diam dan mengalah
Mengganggu dan menjadi pemberontakan terhadap diri
sendiri
Tak bisa saya dipercaya dalam menjadikan anda
pecundang
“Bukan seperti itu sayang” kata Bunda yang tak mau
saya tahu dari mana asalnya
Tahu betapa sayangnya tentang hal itu dan saya dikatai
Jika tak benar, tak mungkin tiu dapat bertebaran dalam
hati saya
Berjenjang dan meingkat dari poin ke poin dedaunan
Masih seperti itu dan saya tak bisa lakukan hal untuk
hal itu
Bukan pemberani seorang saya ini, yang setia dengan
kediamannya
Hilang dengan sendirinya seperti bubble- bubble buatan
deterjen pencuci mulut
Tak pernah mendapat jawaban sedikitpun, itu akan
sangat sulit bagi saya
Tak seperti manusia dan mendapat gambaran ang jauh
melebihi batas kewajaran
Dianggap dissosialisasi dan mendekam dalam pangkuan
Bunda saya
Apa saya harus menangis karena ini lebih dari kata
sakit saja
Cara saya tak dapat di terima dengan ramah dan menuju
keakhiran
Operan tak kunjung saya lempar yang menjadi kediaman
Saya sedang lelah dan tak mau memuji diri saya sendiri
Banyak celanya di banding dengan baik yang dirasa
orang lain
Maksudnya tak seperti itu tapi itu sangat terlihat dan
sangat terasa
Jika tak seperti ini saya tak lagi punya tempat di Bumi
ini
Kelak saya akan tiada dan menjadi lebih dari seorang
dewa pendiam
Bukan pemberani yang ada dalam unsur yang memenuhi
dunia ini
Dalam hadapan Bunda saya akan menangis dan seperti
seorang bayi kecil
Berlutu dan mengharap pada Allah untuk yang tersayang
Bunda dan Appa yang saya sayangi dan yang saya sakiti
Karena diri tak beruntung menjadi yang diingini dan
dipahami
Comments
Post a Comment