Friday, August 3, 2012

TERLARANG: Arum Pakar


TERLARANG

Masih mengukir diri dari negeri satu ini
Tak perlu mengingkari jika ini yang terjadi
Mereka memang begitu dan tak bisa berbaik hati
Mengapa menangis, kau mau menjadi bagaian dari kehidupan marjinal itu?
Rela bahwa hidup tak akan mendustai kita

Jika tak terima maka akan mengingkari keputusan Tuhan bagi kita
Apa yang terlihat hanya sebuah kekurangan
Tak pikir jika kelebihan hanya untuk mereka yang berlebih
Dan ragakaian mimpi menusuk dada
Sebab kau putuskan hidup yang lain untuk mendapatkannya
Dunia ini terlarang bagi yang seperti ini
Hati dah lama tak bisa terjaga dari pahitnya dunia
Lantas kau acungkan jari tengah kepada Tuhanmu

Matahari tak pernah terlihat di sini
Hanya bintang- bintang yang kering yang ada
Bahkan malu pun telah dihapus oleh tuntutan dunia
Mana yang kau kata terlarang?
Apa karena tak punya bekal hidup kau merajuk
Atau tak ada lagi kata adil bagi diri yang dihidupkan ini?

Menyudutkan sisi, hingga ia benar- benar tak bisa kembali
Kehilangan dalam sebuah keramaian kota
Lantas kau menampar Tuhamu yang kau pikir tak pernah membelamu
Seperti kini kau tahu, dan memujinya sebab harta

Aku sungkan mengerti bahwa tak ada yang terlarang
Dan mengucap terima kasih pada Tuhanmu itu

No comments:

Post a Comment

Kita ini apa?