Thursday, October 16, 2014

DATA DUKA



DATA DUKA

Mulai memanjatkan beberapa doa, jika ini bukan penghianatan
Menghancurkan diri sejak awal ia mulai berdiri
Merupakan pemberi kebahagian penghibur jiwa
Namun, ini juga menjadi duri yang abadi di tempatnya
Lantas saya bergumam.. oh.... beginikah yang saya pilih
Lencana tak cukup dijadikan pengganti dalam duka
Atau coba tengok aku dan tepuklah bahu saya
Dengan nada lirih akan saya buat itu tidak menyedihkan

Saya kata kepada ibu bapa
Saya sakit terlunta-lunta dalam tangan dunia
Pa, adakah nanti kau masih memelukku erat
Bu, aku sedang ingin makan masakanmu
Saya rindukan nanti jika tak bertemu bersama- sama lagi
Dan pagi saya dibuai alunan merdu dari ibu
Membangunkan aku dari persakitan di dunia tidurku malam lalu

Dan sekarang saya faham jika itu berbeda
Permaafan akan jadi bulan- bulanan dalam hati saya
Entah itu sebuah tangisan manja dari saya
Atau hanya sekedar himpitan dalam dada
Saya ingin katakan, jika saya menyanyangi mereka selalu
Mohon jika ini memang jalan yang tak begitu baik bagi saya
Tapi tidak akan menambah derita bagi saya

Sebab bagi yang tersayang, luka tak pernah hidup
Dan untuk orang tercinta, derita tak pernah ada
Yang dituju adalah ini, dan pasti akan berakhir dengan baik
Karena Tuhan bersama saya

PETUALANGAN



PETUALANGAN

Dan aku mampir kedalam genggaman dunia
Kini resah menjadi bagian dari ribuan hasrat diriku
Yang berasa desah dan beresah resah
Mampir ke pelukan ibunda dan bapa tersayang
Aku tersenyum dan tak akan aku lupakan meski tak ada seruan
Jika keindahan itu kekasih, maka bagiku bukan
Ibunda dan bapa, aku tidak akan melukai hati kalian
Jika yang hina ini lancang, maka hajarlah diriku ini

Petualangan mampir di mutiara hitam tengah laut
Dan aku bersua dengan berdendang ditemani kumbang
Bapa sering membopong dan menimang aku
Dipelukkan ibunda saya pernah menangis
Sayup- sayup dan tak ada yang mendengar
Jika aku pernah menangis sambil memohon pada Tuhan

Petualangan mampir ke cahaya terang bulan
Yang aku berjalan ditemani keindahan
Bersama ibunda dan bapa termangu tersenyum
Depan pintu jadi memori indah dalam dadaku
Terduduk dan menimang jauhnya waktu akan berakhir

Petualangan mampir di mega mendung
Dan aku memantul dalam cahaya redup
Sendiri, sebab usai itu tiada lagi keresahan
Lugu dan berbagi dalam bahagia dan duka
Yang disimpan dalam kerahasian penuh luka dan doa

Petualangan terakhir mampir di jendela ibunda dan bapa
Dipintu terakhir, laksana derita berlinang air mata
Tapi kebahagian dan kasih sayang yang akan selalu ada

Kita ini apa?