Secret Admirer part III
Aku dan Kau
Usai sudah kelas untuk hari ini, namun mataku belum usai untuk melihat dia. Ku benahi tas ranselku dan bergegas keluar dari kelas. Beberapa temanku bergegas saling bererbut untuk keluar. Kulihat dia pun lewat dan melihatku, tanpa dia sadari dia hampir terjatuh. Akhirnya dengan cepat aku menariknya dan diapun berstandar di dadaku. Kupikir, akan bahaya jika dia mendengar detak jantungku yang berlari kencang. Lama sekali kami saling melihat, ada sesuatu di matanya. Entah itu apa, yang jelas hatiku merasa bahagia tak karuan. Dia hanya senyum senyum sambil terus berstandar di dadaku. Daripada dia tahu apa yang aku alami, akhirnya aku melepasnya dan pergi meninggalkannya.
"hei.. Tunggu..." teriaknya memanggilku
Aku tidak bergeming sedikitpun dan tetap berjalan, akan tidak nyaman jika dilihat oleh orang lain.
Semenjak melihatnya, hari ini adalah pertama kalinya aku menyentuhnya. Rasanya bahagia sekali, aku merasa melayang ke udara. Ah... Namun, jantungku hampir meledak saat dia melihat dan menyentuhku tadi. Hampir gila jika aku tidak lepas dari pandangan itu. Dan tiba tiba...
"hei, akhirnya..." tiba tiba dia menepuk pundakku
Entah mengapa aku sama sekali tidak merasa kaget sewaktu dia mengagetkanku, aku justru dia melihatnya.
"kenapa melihatku seperti itu? Aneh tau" katanya
"mau apa kamu?" singkat kataku
"ih... Irit banget ngomongnya"
"bukan urusanmu!" aku mulai cuek pada dia
"aku hanya mau bilang terima kasih tadi kamu nolong aku" katanya dengan masih menatapku
"tidak masalah" kataku lantas pergi menuju tempat parkir
Ku kenakan helm dan mulai menyalakan motorku, dengan curi curi aku masih tetap melihatnya. "apa yang ia tunggu di sana, ini sudah hampir sore" kataku dalam hati. Beberpa kali aku melihat dia gelisah, tak sampai hati aku meninggalkannya. Akhirnya ku gas motorku menghampiri dia. Tepat di hadapannya, dia tersenyum sambil masih menampakkan wajah murungnya itu.
"mau bareng?" akhirnya keluar juga suara ajakan dariku
"um..." suaranya yang sambil mikir mikir
"ya sudah" kataku hendak meninggalkan dia
"eh... Tunggu" akhirnya dia memilih pulang bersamaku
Namun, di jalan aku berpikir apa yang sudah aku lakukan. Gila, aku sudah gila mungkin.
"hei... Sejak kapan kamu pakai motor? Biasanya kau selalu diantar jemput mobil?" tanyanya padaku
"kau bisa diam?" tanyaku balik seolah olah tidak memperhatikan segala perkataannya
"ih...."katanya sambil memukul pundakku
Tanpa aku sadari di depan sudah ada polisi tidur dan tebak endingnya.
"sorry, ada polisi tidur" kata ku
"ya, makanya jangan ngebut nyebutin
Hampir motor yang ku naiki jatuh. Aku pun memilih berhenti menepi sebentar, dan melihat keadaannya.
"kau tidak apa apa?" tanyaku sambil setengah panik jika dia terluka
"tidak, aku baik baik saja kok. Ayo jalan" katanya sambil melingkarkan tangannya di pinggangku
Agak kaget, namun aku biarkan. Aku khawatir jika peristiwa tadi terjadi lagi dan membuatnya terluka.
Sepanjang jalan, aku tak berhenti melihat jalanan. Akan aku pastikan, dia akan tetap baik baik saja. Aku akan sangat bersalah jika dia sampai terluka. Hampir gila aku jika saja melihat sedikit ketakutan ada di matanya, sesekali aku melihat tanganya yang melingkar di pinggangku. Dalam hati "maafkan aku" hanya kata kata itu yang aku ucapkan sepanjang jalan.
"hei,,, kau kenapa?" tanyanya
"tidak ada apa apa?" kataku
"hum... Dasar aneh"
Hingga akhirnya sampailah di rumah dia.
"nah... Makasih ya, mau mampir?" katanya mengajakku
"tidak usah, aku buru buru" kataku singkat
Comments
Post a Comment