Rumah...
Dari dulu aku berpikir bahwa rumah adalah hal yang sangat indah.
Namun terkadang, aku merasa menjadi sebuah benalu yang sekarat.
Kau mungkin akan bertanya,,,
Kenapa? Bukankah rumah adalah tempat yang bisa menerimaku apa adanya?
Bukankah rumah adalah tempat ramah dalam berterus terang?
Ya,,, mungkin kau pikir begitu, dulu akupun berpikir begitu.
Tapi terkadang berpikir bahwa aku tidak diterima baik di rumah.
Bukan tanpa sebab aku berpikir seperti itu, tapi rumah membuatku merasa begitu.
Terkadang aku berpikir, sangat ironis bagiku.
Sebagai orang yang selama hidupnya berjuang agar ia dapat merasakan bahagia di rumah,
Ini adalah luka berat, yang bahkan aku tak pernah berpikir apa yang bisa menyembuhkan luka ini.
Aku selalu menyemangati hidupku ini sendiri, aku hanya berjuang agar memiliki alasan untuk hidup lebih lama lagi.
Namun, terkadang bahkan rumah tidak membuatku merasa bisa untuk aku jadikan alasan.
Lalu, apalagi yang harus kupikirkan?
Aku ingin berakhir, tapi aku masih berpikir untuk tidak berakhir di rumah.
Sebagai benalu, aku tidak ingin menambah beban lebih banyak lagi.
Kadang aku berpikir untuk membuat penghabisan tanpa rumah tahu tentang hal ini.
Aku harus menghilang seperti sebuah buih tanpa meninggalkan jejak.
Jika rumah tidak tahu tempatku mengadu ini, pastilah tidak akan tercium apa yang menimpaku.
Karena terkadang aku merasa rumah tak membuatku nyaman dan merasa terlindungi dari segala nestapa.
Malah terkadang, banyak nestapa yang diperlihatkan kepadaku dan melukai hatiku.
Karena terkadang, aku merasa rumah tidak seramah saat pertama kali aku di sana.
Aku tidak lagi punya alasan, lalu apalagi sekarang?
Apa aku terlihat seperti seorang gadis nestapa yang tengah putus asa?
Aku memuji untukmu Tuhan, karena kau tahu apa yang selalu menimpaku, dan aku berusaha untuk tetap terjaga.
Semoga selamanya aku bisa terlihat olehMu, dengan segala hal yang ada padaku.
Comments
Post a Comment