Tuesday, June 30, 2015

Biar saja

Biar saja

Aku akan mati entah dengan cara apa
Aku biarkan itu terjadi, apapun itu
Jika kau tanya hal terindah itu apa?
Apakah ayah yg setiap hari mengutukmu, meremehkanmu, menghinamu? Mungkin itu benar
Aku sudah tidak bisa menyembunyikan hal itu
Atau mengatakan bahwa dia sangat menyayangiku

Monday, June 29, 2015

Bolehkah?

Bolehkah?

Dalam tidur aku memimpikannya
Dia seperti bulan, cahaya kebahagiaanku
Dia jauh dariku, tapi aku sangat ingin memilikinya
Ketenanganku, rinduku, mawarku, harum bungaku, kenapa kau menyiksaku
Mengapa begitu sulit untukku bersamamu, duduk berdua berbicara
Ya muhibbin, apa yang harus kujelaskan nanti?
Mengapa Kau harus mengujiku dengan perasaan ini?
Hatiku, jantungku, nafasku berteriak meminta hidupnya bersamaku
Sedang Engkau tahu tentang ketidakmungkinan ini
Dia kau jadikan milik orang lain, yang membuatku harus menerimanya

Bolehkah, aku meminta dia untukku?
Bolehkah, aku meminta itu dariMu?
Bolehkah?

Ya muhibbin, apakah hatiku sekuat keinginananMu?
Takdir membuatku menangis setiap malam, memikirkannya
Bagaimana aku bisa marah padaMu, ya Rabbku
Sedang Kau mengujiku dengan cintaMu
Lalu bagaimana dengan dia?
Dia rembulanku, bintangku, cintaku, penguasa segenap hatiku.
Bagaimana aku hidup dengan perasaan ini?
Bagaimana aku bisa hidup menderita jika Kau berikan aku segelas anggur cintaMu melalui dia.

Sunday, June 28, 2015

Benda langit

Benda langit

Entah aku harus memulainya dari mana
Malam tadi, ketika aku mendengar suara pesawat sejenis tempur di atas atap rumah
Aku keluar  dan melihat, kupikir ia hampir jatuh dan menghantam atap rumah
Ia mengelilingi langit atas rumah dengan sempoyongan
Aku, bapak, ibu, dan adikku, serta orang2 berhamburan keluar
Lalu pesawat itu melempar beberapa kaos lalu pergi jauh ke langit

Tak berselang lama, kami masih di luar rumah karena tercengang
Tiba2 sebuah benda jatuh keras menghantam tanah, tepatnya di depan sebuah rumah samping rumahku
Benda itu meledak sangat keras
Lalu kami berlarian melihatnya, bapak terutama
Aku berpikir itu adalah pesawat tempur yang tadi hampir jatuh
Namun ternyata bukan, itu adalah sebuah mobil, iya sebuah mobil keluarga
Kami pun ingin menolongnya, tapi tidak ada siapapun di dalamnya
Lalu mobil kedua pun jatuh menghantam tempat yang sama
Banyak orang berteriak dan ketakutan
Entah dari mana jatuhnya mobil2 itu, apakah langit?
Seketika itu kami memandang langit, dan benar saja
Aku melihat sebuah benda dari langit mendekat ke bumi
Tak selang lama mobil berikutnya jatuh ditempat yang sama, lalu aku berteriak agar orang2 yang berkerumun di tempat itu untuk menjauh
Sebuah mobil hampir menghantam ayahku, tapi syukurlah tidak
Alhasil aku dan orang2 itu selalu memperhatikan langit.

Saat itu terjadi aku sangat takut, aku yakin aku pernah mengalami hal seperti ini dulu.
Aku belum selesai bicara, lalu sebuah pesawat penumpang jatuh menghantam bumi
Kali ini adalah di tanah lapang depan rumahku
Seperti orang tercekik, aku hampir tidak bisa bernafas tak percaya melihat ini semua
Lalu beberapa pesawat lainnya bernasib sama, terbang rendah lalu menghantam tanah, sangat keras
Mataku tak bisa lari dari langit, Ya Allah apa ini semua?
Di langit aku melihat sebuah garis, terbentang seperti sebuah jalan. Lalu muncullah mobil2 yang saling mengantri
Padat sekali, pesawat pun ikut mengantri di jalan langit
Aku berpikir, apakah itu yang menyebabkan mobil dan pesawat jatuh menghantam tanah?
Ku lihat sekelilingku, seperi melihat bencana yang sangat mengerikan dan mencekam
Melihat langit dengan ketakutan, apa lagi yang akan berjatuhan? Ya Allah, lindungilah kami

Samar2 aku lihat sebuah benda jatuh mendekati bumi,
Sangat cepat ia menghantam bumi dan itu adalah motor sport
Berjatuhan seakan2 mereka akan menimpa aku dan orang2
Kali ini sangat berbahaya, motor2 itu jatuh seakan2 membawa misi untuk menghancurkanku dan orang2
Aku berteriak, menyuruh orang di dalam rumah untuk keluar
Jika sampai motor itu jatuh ke atap rumah akan sangat berbahaya jika menimpa orang rumah
Aku berdiri siaga di bawah pohon jambu depan rumah, aku melihat sangat jelas
Tiba2 sebuah motor menghantam ke arahku, dengan cepat aku minggir.
Dan brekkkk, sangat mengerikan.
Ya Allah aku hampir saja mati, lalu
Hanya dalam sekian detik motor selanjutnya jatuh menghantam ke arahku, sekali lagi aku menyingkir
Ini berbeda, motor sport ini jatuh dengan pengendaranya memakai helm
Ya, Allah apa yang terjadi di langit?
Hanya dalam hitungkan detik, motor2 itu jatuh bergantian hendak menghantamku dan orang2.
Ketakutan macam apa ini, kapan ini akan berakhir, aku hampir tak kuat lagi menghindar
Kakiku gemetar melihat ini semua, aku bahkan berpikir ini adalah kiamat
Nauzubillah, astagfirullah, ini tidak mungkin
Aku masih melihat langit, lalu hujan motor itu pun berakhir
Tapi aku masih berjaga melihat langit, ini gila
Beberapa menit tidak terjadi apa2, tensi sekitar pun turun tiba2, tapi ketakutan itu ada
Aku pernah mengalami ini semua, mengingat saat itu apa lagi yang akan menimpaku

Lalu sebuah hujan air turun, tapi itu bukan air
Ia berwarna perak, ketika ia jatuh i menghancurkan benda2 di bumi
Deras sekali, sangat mengerikan
Tapi aneh, air itu tidak melukai aku dan orang2. Air apa ini Ya Allah
Aku hampir gila melihat ini semua, apa lagi nanti
Beberapa menit kemudian hujan air itu pun berhenti, memporak porandakkan rumahku dan orang2
Langit indah berubah sangat mengerikan, menjatuhkan benda2 untuk membunuh kami.

Lalu aku melihat sebuah lukisan di langit, garis2 berwarna biru.
Lalu tiba2 muncul sebuah garis membentuk lapangan di depan rumahku, apa2an ini

Saturday, June 27, 2015

Bersamamu

Bersamamu
Aku sedang berpikir jika Kau tidak mendengarku
Maafkanlah dan ampunkanlah aku
Diriku ini seorang diri, dan harus menanggung jalan darimu dan menanggung mulut2 orang
Itu sangat menyedihkan, bukan karena Kau
Karena aku berpikir, aku sadar, aku bersalah, tapi entah salahku dimana?
Sabarku sejauh samudra, ikhlas ku coba seluas semesta.
Ketika aku bersiap menghadapi semua diriku sendiri
Apakah mereka bisa bersiap menerima sepertiku
Atau mereka akan mengecam dan menyalahkanku, sedang aku mengikuti ajaranMu untuk tetap berusaha
Tuhanku, pelaksana dunia, pemimpin alam semesta, tidakkah aku kurang memujaMu?
Sedang aku gadis kecil yang menangis setiap malam mengadu padamu

Apa yang terjadi padaku dan apa yang aku lalui, adalah hal yang aku usahakan dan Kau restui itu
Jika kadang aku marah, apakah boleh?
Tuhanku, kehidupanku, kematianku, katakan aku harus bagaimana?
Jika aku ingin bersamaMu

Thursday, June 25, 2015

Restu Kecintaanku

Restu

Aku sangat mengerti, aku gadis kecil di bumi
Aku tak minta sesuatu yang berlebih
Hanya beberapa belas kasihanMu untuk orang tuaku
Aku ini menderita, setiap waktu aku memikirkannya
Pelitaku, Surgaku, aku sangat menyayangi mereka
Usiaku tak lagi muda, namun aku tak kunjung membahagiakan mereka
Derita mereka sebabku tak terhitung jumlahnya
Rabbku, penguasa hidupku, kasihanilah aku
Buatlah aku mapan dunia dan akhiratku
Bantulah aku mengabulkan segala permintaan kecintaanku orang tuaku
Buatlah aku menjadi penjaga hati dari derita derita mereka
Dan buatlah aku pelindung dan pelipur dari setiap lara yang mengancam mereka
RestuMu untukku hidupku mencari ridhoMu

Ya Muhibbin

Ya Muhibbin, Haruskah Berakhir

Langit tidak ingin ku sentuh, lalu aku harus bagaimana?
Bunga yang ku harap merekah, haruskah ia jatuh ke bumi?
Baru saja aku bahagia, kasihku
Hatiku, nafasku, hidupku, bagaimana aku menjelaskannya pada dunia?
Pada siapa aku harus mengeluh dan mengadu, jika ternyata Tuhanku yang memberikan penderitaan ini padaku?

Bungaku, harumku, duniaku, semestaku, kerinduanku hampir putus asa
Ya muhibbin, aku jatuh cinta
Jika ini dosa, lalu siapa yang akan selamat dari api cinta yang membara membakarku
Bara itu menguasai seluruh diriku, menenggelamkanku pada sakit yang luar biasa
Hingga aku hampir hampir tak bisa mengendalikannya

Bulanku, bintangku, kejoraku, cahayaku, suara hatiku menggetarkan seisi langit tujuh
Aku seorang yang teguh hampir jatuh oleh pandanganmu
Hatiku hampa merajuk menginginkan dirimu
Tuhanku, Rabbku, Penguasa Hidupku, biarkanlah cintaku berlabuh
Dia adalah pelita hatiku, yang terang benderang menyinari kegelapan hidupku
Bagaimana mungkin aku hidup sendiri tanpa dia?

Monday, June 22, 2015

Kontak Mata

Kontak Mata

Lalu aku bersandar pada sebuah bahu malam itu
Takutku kehilangan apa yang aku miliki
Aku tidak berharap kau mengerti ini semua
Adalah sebuah kesalahan yang entah di mulai sejak kapan
Lihatlah ke dalam mata ini, banyak hal yang tidak bisa aku sembunyikan darimu

Kita selalu mengatakan, bahwa kita adalah teman
Di matamu dan hatiku cinta tak dapat disembunyikan
Lalu kita tak bisa berjalan beriringan, luka merambat lalu menyiksa
Tidak ada harapan untuk cinta diantara kita, kecuali masalah
Bukan salahku atau salahmu, ini hanya soal waktu dan takdir

Duduklah, kita jangan menangis karena itu tidak akan membuat kita bersatu
Tuhan tidak merestui jalan yang kita rasakan
Biarlah lara ini ada, biarlah begitu
Tuhan Maha Mengetahui, aku meminta hal yang tidak diijinkan
Namun cinta ini tetap ada antara aku dan kau dalam diam

Pertama Bertemu

Di lorong sekolah kita pernah berpapasan
Kau ingat, kita tak saling kenal
Namun terlihat saling melirik
Dan aku berbohong pura pura mengabaikanmu
Sepertinya kita punya hal yang belum terselesaikan hingga detik ini
Dulu kita seperti sepasang sepatu, bersama namun tak bisa bersatu
Dan kini seperti siang dan malam, jangankan bersatu, bertemu pun tidak mungkin

Tentang hati, aku masih menyimpannya untukkmu
Sepanjang ini, lukaku belum juga sembuh tanpamu
Kita tetap diam, seakan akan kita saling mengabaikan
Tak sadar, hati kecil ini terluka parah dan berdarah dalam
Hal yang tidak bisa kita selesaikan berdua
Aku menangis, karena permulaan yang kita lalui tidaklah mudah
Dan kini menguap meninggalkan bekas luka
Kau berdua, dan biarlah begitu

Kita ini apa?