Aku memanggil namamu
Agar kau mendengarku
Terus ku ulangi
Suaraku, rintihan hujan pagi
Jatuh membasahi bumi
Ku coba lagi dan lagi
Tapi kau tetap tidak mengerti
Malah mengabaikan diri ini
Panggilanku penuh arti
Namun kau berpaling menjauhi
Kini tak bersisa lagi
Sedikitpun takkan kau jumpai
Meski kau ketuk hati
Terlanjur kau lukai
Meski air mata membasahi
Tak akan aku kembali
Bahkan secuil harapan kini mati
Kawan macam apa kau ini?
Sunday, September 24, 2017
Kawan?
Saturday, September 23, 2017
Hias
Hiasan apa itu
Dari mana dia datangnya
Kehampaan ini menenangkan
Biarkan aku begini
Biar dengar koyakan hati
Biar duka menertawaiku
Biar luka puas
Tuesday, September 19, 2017
MUZ XVIII
Sulit untuk ku percaya
Perasaan ini begitu melelahkan
Luka bilang tidak mudah memaafkan
Sedang cinta menerima segala kesalahan
Mengapa kau begitu menyiksa hatiku
Sedang aku tidak mampu mengabaikanmu
Tajamnya pedang di tanganmu
Tidak lebih mampu menyakitiku
Ketidakmampuan mencegah perpisahan
Penyesalan dan lukamu
Mengapa aku ikut menderita
Jangan melakukannya padaku
Sungguh meski aku marah padamu
Tak sedikitpun cinta berkurang untukmu
Monday, September 18, 2017
MUZ XVII
Keindahan itu ada di mana-mana
Dalam diam, kesunyian
Tersembunyi dalam keraguan
Perasaan pada seorang kekasih
Angin yang menguraikan rambut
Ketegasan kelopak mata
Secangkir kopi pahit
Wajah yang manis
Suara kedatangan kekasih
Bayangan yang tersenyum
Penuh kecemburuan
Kemarahan yang aneh
Semua ada pada dirimu
Segalanya dihiasi untukku
Ya Raab,
Thursday, September 14, 2017
MUZ XVI
Kadang kesalahpahaman ada
Dan kita tidak bisa menghindarinya
Bahkan cinta tak bisa menguraikan
Jalan nampak mulai berseberangan
Canggung untuk dikatakan
Ikatan yang dililit merenggang
Karena panasnya bara kekesalan
Perlahan saling mengabaikan
Namun cinta memberi penolakan
Dan meminta perhatian
Untuk mengalah menunduk
Hanya waktu yang dapat menyelamatkan
Wednesday, September 13, 2017
Hare I
Diam itu teka teki
Satu perasaan yang tak bisa berhenti
Perjalanan mencari arti
Pengembaraan seorang diri
Bahkan meski ku tulis
Harapku, sedihku, kedukaan yang menimpaku
Bagaimana caramu memahami
MUZ XV
Mereka tidak tahu
Kini berbagai bunga tumbuh subur di sanubariku
Entah itu mawar, lily, atau melati
Wanginya mengabarkan berita kedatangan pujaan hati
Mereka tidak tahu
Kini hatiku terikat dengan hatimu
Kegelisahan di matamu
Namun rasa sesak justru memenuhi uratku
Dukamu jadi empedu bagiku
Mereka tidak tahu
Kini rindu mengoyak-koyak
Kau dan aku
MUZ XIV
Aku sampaikan kekecewaanku
Sebagaimana dulu ku kabarkan rindu
Dingin kini menghantuiku
Entah itu rasa penasaran
Atau ketidakpercayaan
Nyatanya hatiku terluka dalam
Aku selalu berpikir
Apa yang sedang kau pikirkan?
Bagaimana caranya mengerti dirimu?
Namun resah mengelilingi perasaanku
Aku lari sekejap darimu
Mengadu perasaan pada madu
Namun yang nampak hanya dirimu
Mengejar-ngejar hasratku
Menguasai kegilaan pikiranku
Bagaimana bisa kau menyiksaku seperti ini?
Thursday, September 7, 2017
Mendakwa
Tidak diragukan
Jurnalisme tidak tegap lagi
Miring diterpa angin
Menghambur kabur
Benar salah dikubur
Tinggal siapa yang berani menawar
Keadilan pura-pura diukur
Digantung sesuai untung
Mereka berlindung agung
Kode tak lagi pakai etik
Pakai duit, titik!
Wednesday, September 6, 2017
Mimpi
Aku ingin tidur
Tapi mimpi malam kemarin menggangguku
Siapa lagi yang akan aku hadapi?
Kalian datang bergantian
Jangankan rindu
Aku membuat janji untuk tidak mengingat masa itu
Senyum itu pertanda aneh
MUZ XIII
Ada hal yang tidak kau mengerti
Diujung malam bulan begitu terang
Menandakan cinta yang mendalam
Aku mungkin tak bicara
Tapi angin akan menyampaikannya padamu
Rasa ingin terus melihatmu
Meski siang ataupun malam
Hatiku mengatakan tak bisa jauh darimu
Kita mungkin jarang saling bicara
Tapi semesta mengatakan semua
Aku dan kau seperti kelana
Mengembara mencari makna cinta
Namun kini berhenti di tambatnya
Yaitu dihatimu
Monday, September 4, 2017
Sunday, September 3, 2017
MUZ XII
Aku suka berjalan sendiri
Di hari orang tidak mengenalku
Saling sapa orang asing
Melihat dengan datar
Penuh curiga dan tanya
Dikelilingi sungkan
Tapi begitu perhatian
Persamaan dalam kekurangajaran
Ide bagus untuk dibicarakan
Peristiwa begitu mengesankan
Di balik dinding langit
Aku mencuri dari seseorang
Sebuah hati
Pesankan rindu yang membara
Meski bersama
Saturday, September 2, 2017
Sisa
Banyak hal yang hilang
Perjalanan ini mengatakan
Keharuan yang luar biasa
Tidak ada lagi seorang kawan
Hanya angin yang tersisa
Apalagi yang mesti aku takutkan?
Lariku hutan muram
Derasnya air dalam kegelapan
Ditembus kesukaran pengembara
Apalagi yang mesti aku takutkan?
Terlalu banyak kehilangan
-
Sang Penyair "Allah Maha Pembuka Pintu Hati" Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair, seorang penyair bersandiwara deng...
-
Mencari Sang Penyair: Pembuka Novel “ aku akan bahagia karena aku adalah Sang Penyair. Seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya. I...
-
MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGANMASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 BAB I P...