Bulan Malapetaka
Aku sudah ingin berhenti dari hati ini
Mengapa perasaan seakan mengutuk nurani?
Cahaya bulan terang benderang menyinari malam
Mana mungkin bintang2 tidak mengelilingimu
Jika aku satu, apakah kau berani menatapku
Wahai bulanku, sinarku, cahaya malamku, satu2nya untukku
Lalu aku harus melihat dirimu di lirik ribuan bintang
Menari menyuguhkan mantra dan hiasan untukmu
Senyummu, bagaimana rasanya kini?
Bulan yang di atas kepalaku
Apakah kau anugerah atau malapetaka?
Apakah kau surga atau neraka?
Apakah kau nyata atau dongeng semata?
Katakan padaku, bisakah semesta menerima
Panah asmaraku, gejolak hatiku, panas darahku, isi fikiranku
Bolehkah kita berdua mengadu pada Rabbmu?
Comments
Post a Comment