Tuesday, February 11, 2020

Kopi Teduh

Kopi telah diseduh, 
seperti jarak yang jauh rindu telah disentuh, 
angan sampai ditabuh, 
dan sepotong hati telah ditaruh, 
digenggam erat agar tak jatuh,
hingga berpeluh. 
Tapi percuma rasa itu sederas hujan, 
jika kau malah berteduh.

Rana Rindu

Waktu menghancurkan apapun di depannya, 
kecuali rindu, 
yang justru bertambah rimbun meski tanpa disiram dan dipupuk. 
Sial sekali, 
jauh dalam sentuh, 
namun dekat menusuk dada. 
Sisanya, rana langit bumi yang nyata,
sebab tak mungkin bersama. 

Saturday, February 8, 2020

Surat Jawab

Malam ini pekat
Kejadian silam lalu aku ingat
Sajak yang kutulis sebagai pemikat
Pada selembar kertas yang aku lipat
Penuh rindu sesak mengikat
Aku selipkan tanpa berani menatap
Lama semakin perasaanku terendap
Namun belasan tahun tanpa kau jawab

Sekian kali

Waktu memakan apa saja di depannya tanpa sisa
Kau ingat, perasaan yang kau hantar tepat di depanku
Akibatnya sangat fatal dan amat menyusahkan
Perasaan itu bisa jadi hal yang paling tidak diinginkan manusia
Berkat rasa itu, aku hancur lebur untuk kesekian kali
Lebih dari sepuluh tahun aku kubur
Menyisih dari dunia dimana kau berada
Tapi, kedatanganmu tanpa sebab musabab meruntuhkan semua itu
Seperti bulu kepak burung, aku terbang begitu saja meski tahu akhirnya luka
Betapa kau tidak paham, rasa itu mana bisa aku menghindarinya
Yang meski aku berdoa setiap malam agar tidak mengulang kesalahan itu
Tidak berguna usai pesan masuk darimu mengatakan kau membutuhkanku
Aku meski bagaimana lagi

sajak risauku

Dengar, 
awal sunyiku, 
sajak-sajak risauku, 
dukamu, 
lukaku, 
yang tumbuh subur akibat rindu, 
resah dalam sendu, 
mampir namun tak ketemu, 
ujung rasa semu, 
mulai takut diungkap waktu, 
perlahan jadi batas aku kamu, 
pudar, selesai tanpa satu katapun,
kawan asing itu.

Friday, February 7, 2020

Kisah Hujan Bagian Dua

Semesta sangat paham,
Masa dimana bumi butuh diredam
Saat senja penuh sedu sedan
Ketika air mata kenangan bercucuran
Pada raut wajah seorang kawan
Di tempat duka berada tenggelam dalam kesunyiannya

Kisah Hujan

Hujan,
Semoga membasahi bumi
Bukan datang hanya sekedar mampir lalu pergi
Berkat hujan,
Seolah para pemuja berkumpul
Menulis kisah hujan malam di hati yang memar
Yang mengiris sendu dibalik wajah seorang kawan
Ya hujan, ya dia
Ya, dalam siku remangnya yang terdiam tidur
Semoga tidurnya pulas
Sakitnya pulas dalam tidurnya

Senja Tawamu

Angin ini mengatakan sesuatu soal hati
Lirih diantara buih padi yang hendak bermekaran
Menyelinap menatap mata
Ruang alam yang luas nyatanya tak mampu membebaskan napas
Dari senyum masa lalu yang mengganggu
Perjalanan seorang diri pada jalan sempit di ujung
Tak segan membuka kembali lembaran kisah yang mengikat
Senja yang tidak mampu menutup ingatan soal candamu

Kita ini apa?