Waktu memakan apa saja di depannya tanpa sisa
Kau ingat, perasaan yang kau hantar tepat di depanku
Akibatnya sangat fatal dan amat menyusahkan
Perasaan itu bisa jadi hal yang paling tidak diinginkan manusia
Berkat rasa itu, aku hancur lebur untuk kesekian kali
Lebih dari sepuluh tahun aku kubur
Menyisih dari dunia dimana kau berada
Tapi, kedatanganmu tanpa sebab musabab meruntuhkan semua itu
Seperti bulu kepak burung, aku terbang begitu saja meski tahu akhirnya luka
Betapa kau tidak paham, rasa itu mana bisa aku menghindarinya
Yang meski aku berdoa setiap malam agar tidak mengulang kesalahan itu
Tidak berguna usai pesan masuk darimu mengatakan kau membutuhkanku
Aku meski bagaimana lagi
Comments
Post a Comment